KUPANG, BN — Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Emanuel Melkiades Laka Lena mengumumkan kabar baik terkait perkembangan Bank NTT sebagai motor penggerak ekonomi kerakyatan.
Dalam kapasitasnya sebagai Pemegang Saham Pengendali (PSP) Bank NTT, Melki menyampaikan bahwa mulai Juni 2025, Bank NTT kembali dipercaya menjadi penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) di provinsi NTT dengan nilai penyaluran mencapai Rp1 triliun.
“Sejak lama saya sudah minta Bank NTT untuk mengajukan permohonan agar bisa menyalurkan KUR. Meski sebelumnya sempat terkendala karena tingginya rasio kredit bermasalah (NPL), kini prosesnya sudah rampung. Per Juni ini, Bank NTT bisa kembali menyalurkan KUR,” ujar Melki usai acara penutupan Program Bangun Karya di aula rumah jabatan Gubernur NTT, Rabu (4/6/2025) petang.
Ia menambahkan, KUR yang akan disalurkan ke masyarakat akan mengusung skema pembiayaan terbaik agar tepat sasaran dan berdampak langsung bagi penguatan ekonomi masyarakat bawah. Skema ini, kata Melki, juga akan bersinergi dengan program unggulan daerah seperti One Village One Product (OVOP).
“OVOP, sektor pertanian, peternakan, kelautan, perikanan hingga perkebunan—semuanya akan kita dorong melalui pembiayaan KUR ini. Kami pastikan prosesnya akan didampingi oleh berbagai lembaga, pemerintah kabupaten/kota, pengusaha, lembaga keagamaan, dan akademisi agar dana ini betul-betul bermanfaat dan bisa dikembalikan dengan baik ke Bank NTT,” jelasnya.
Targetnya, lanjut Melki, rasio kredit bermasalah Bank NTT bisa ditekan hingga di bawah 1 persen. Saat ini, pihaknya juga tengah mematangkan skema penyaluran dan rencana bisnis jangka panjang bersama Bank NTT serta para pemegang saham.
“Kalau ini berjalan baik, kita akan bangun ekosistem penyaluran KUR yang sehat dan berkelanjutan. Semua desa di NTT bisa punya produk unggulan yang dibiayai oleh KUR, dan itu bisa jadi lokomotif pertumbuhan ekonomi daerah kita,” pungkas Melki. (*/BN)