Ditanya Soal Proyek Drainase Noelbaki, Kabid Cipta Karya “Naik Pitam”

  • Whatsapp
Frans Pangalinan (dok fokusnusatenggara.com)
Frans Pangalinan (dok fokusnusatenggara.com)
Frans Pangalinan (dok fokusnusatenggara.com)

KUPANG, berandanusantara.com – Kepala Bidang Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Nusa Tenggara Timur (NTT), Frans Pangalinan marah-marah saat ditanya wartawan perihal Proyek Draenase di Desa Noelbaki yang dikerjakan oleh PT Buki Dalam Barisan.

Sang Kabid itu tiba-tiba saja naik pitam ketika mendengar kata proyek yang dilontarkan wartawan NTT-News.com, Lorens M Dadi dan wartawan Lensantt.com, Isack Kaesmetan.

“Kalau mengenai proyek jangan tanya saya, saya tidak urus proyek. Tugas kami disini hanya koordinasi,” sergah, Frans dengan nada geram sebelum wartawan tersebut menjelaskan lebih banyak soal tujuan pertanyaan yang akan diajukan kepadanya, pada Rabu (9/9) di ruang kerjanya.

Pada saat itu, Frans bahkan menyebut wartawan yang hendak melakukan konfirmasi terkait proyek tersebut hanya meraba-raba dan tidak mengerti soal proyek. Padahal wartawan yang hendak mekakukan wawancara belum menjelaskan sepenuhnya terkait persoalan yang akan ditanyakan itu.

Setiap kali wartawan hendak menjelaskan maksud pertanyaan terhadap proyek yang dikerjakan PT Bukidalam Barisan, Frans tidak pernah menyimak secara baik, malah dia berusaha menggiring wartawan untuk memberikan pertanyaan sesuai keinginannya.

“Kalau datang di saya yang ditanya itu, soal papan nama proyek, siapa satkernya. Kalau kalian datang tanya proyeknya, saya tidak urus, itu namanya kalian datang raba-raba saja. Kalau tanya yang lain itu langsung tanya saja di Kadis PU,” katanya dengan nada sinis.

Wartawan mencoba menjelaskan apa yang disarankan Frans, bahwa selama ini telah mendatangi Kantor Dinas Pekerjaan Umum, (PU) namun dari Dinas mengarahkan wartawan untuk ke Bidang Cipta Karya. Namun Frans seolah tetap merasa paling benar tanpa perduli, sehingga meminta wartawan untuk menyebut siapa dari Dinas yang mengarahkan kepadanya.

Selain itu, Frans juga memaksa wartawan untuk menyebutkan siapa pemborong atau kontraktor dari proyek itu dengan menunjukan foto papan nama, lantran wartawan tersebut tidak menunjukan foto, karena foto yang dia maksud itu, tidak dibawa oleh kedua wartawan ini, maka saat itu juga Frans seolah mengancam untuk tidak menulis sembarang.

“Kamu berani tulis sembarang, orang akan cari basong (kamu),” katanya dengan nada ancam. Kedua wartawan kembali menjelaskan bahwa tujuan kedatangan mereka untuk melakukan konfirmasi, agar apa yang ditulis itu selalu singkron dan Cover Allsite dan bukan tulisan karangan.

Tak hanya itu saja, ada juga pernyataan, Frans Pangalinan yang sangat tendensius. Dia menuturkan bahwa kedua wartawan itu masih muda dan masa depannya panjang. Seolah menebar ancaman agar wartawan tidak bertanya dan menulis.

“Kamu datang tanya soal proyek itu seolah-olah kami pemerintah ini salah dan proyek mengada-ada. Kalian ini masih mudah ade, jadi jangan selalu anggap kami pemerintah ini, salah. Masa depan kalian itu masih panjang”ujarnya.

“Kalau sudah begini, proyek-proyek pekerjaan yang akan datang, kita tidak kasih ke daerah kalian,” demikian kata-kata, Frans mengalir bagai air dan wartawan pun hanya ikut meyimak kata-katanya.

Seperti diketahui, sebelumnya ntt-news.com memberitakan bahwa Proyek Draenase di Desa Noelbaki, gagal perencanaan karena dalam proses pengerjaan proyek bernilai Rp 2,4 Miliar tersebut harus dirubah lagi lantaran adanya protes dari salah satu warga yang tidak menerima tanahnya dimanfaatkan untuk membangun draenase tersebut. (**LM)

Related posts