Hidup Susah, Tanaman pun Ikut Digasak Maling

  • Whatsapp
Barnabas Kase bersama istri dan anak-anaknya. (foto: Lius Salu/BN)
Barnabas Kase bersama istri dan anak-anaknya. (foto: Lius Salu/BN)
Barnabas Kase bersama istri dan anak-anaknya. (foto: Lius Salu/BN)

KEFAMENANU, berandanusantara.com – Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Adagium ini cocok disematkan kepada keluarga Barnabas Kase (64) dan istrinya Bernadeta Liem bersama delapan orang anaknya di Kefamenanu, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pasalnya, selain sudah tujuh tahun hidup sengsara di sebuah gubuk rewot tidak terawat berukuran 2×3 meter di dalam kawasan hutan lindung di Bukit Putih Kelurahan Aplasi, Kabupaten Timor Tengah Utara yang hanya berjarak 5 kilo meter dari jantung ibu kota Kefamenanu, hasil tanaman mereka seperti ubi kayu dan pisang  habis digasak maling.

Ditemui di rumahnya, Senin (6/4/2015) pagi, ia mengatakan, aksi pencurian itu biasanya dilakukan sekitar pukul 4 00 dini hari. Dan cara yang mereka gunakan pada saat melakukan aksinya tergolong unik. Untuk mengelabui pemiliknya batang pohon ubi yang sudah diambil isinya ditanam kembali oleh para pencuri. Sedangkan untuk tanaman pisang, buah yang digasak pencuri hanya buah yang sudah tua. Sementara yang masih muda tidak diambil dan biarkan menggantung pada tandannya.

“Biasanya mereka curi pagi-pagi sebelum bangun tidur. Dan Ini pencuri juga pintar pak. Batang ubi yang sudah diambil isinya ditanam kembali. Sementara untuk pisang, buah yang dicuri hanya buah yang sudah tua. Yang masih muda tidak dicuri,” tandasnya.

Bernabas mengaku mendapat hibah 7 hektare lahan dari warga untuk dikelola. Dan dari 7 hektare lahan itu, hanya 3 hektare lahan yang ia kelola. Itupun tidak semuanya mengingat kondisinya yang semakin hari semakin memburuk akibat penyakit asma yang sudah 3 tahun menyerangnya.

“Lahan itu orang punya. Namun hanya tiga hektara saja yang saya olah karena sakit,”pungkasnya dengan suara terputus-putus di depan istri dan 8 orang anaknya. (lius salu)

Related posts