Ketua KKY TTU Berang Karena Kurang Perhatian Terhadap Atlet Berprestasi

  • Whatsapp
Ketua KKY TTU (Lius Salu/BN)
Ketua KKY TTU (Lius Salu/BN)
Ketua KKY TTU, Leonard Naibobe (Lius Salu/BN)

KEFAMENANU, berandanusantara.com – Tidak adanya perhatian dari KONI terhadap atlet-atlet berprestasi dari seluruh cabang olahraga di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT)  membuat berang Guru Besar KKY, Kabupaten TTU, Leonard Naibobe, SH.

Naibobe berang pasalnya KONI TTU, tidak pernah memberikan bonus atau hadiah maupun penghargaan kepada atlet-atlet dari seluruh cabang olahraga di Kabupaten TTU yang sudah berjuang mengharumkan nama daerah TTU. Padahal hibah dana untuk KONI pada setiap tahunnya berkisar hingga miliaran rupiah.

Akibatnya banyak atlet yang tidak mengikuti Kejurda akibat tidak adanya perhatian dari KONI meskipun memiliki semangat dan daya juang yang tinggi untuk Fight pada Kejurda tersebut. Selain itu juga banyak atlet yang terpaksa melakukan “rantangan keliling” keluar masuk dinas, kos-kosan dan instansi lainnya di seputaran Kota Kefamenanu demi mengikuti Kejurda.

“Hanya atlet berprestasi, bendera merah putih dikibarkan dan dan lagu indonesia raya dikumandangkan. Selain itu tidak!   Yang namanya sekolah Profesor, doktor maupun sejenisnya yang punya titel sekian banyak tidak pernah bendera dikibarkan ketika meraih gelar atau titel hanya atlet berprestasi. Karena mereka berjuang atas nama bangsa dan negara bukan atas nama pribadi,”kata Naibobe berang.

Leonard berharap, KONI segera melakukan proses pembenahan dan transparansi terhadap penggunaan dana untuk diusulkan ke pemerintah karena sangat penting untuk anak-anak apalagi KONI adalah TOP organisasi membawahi semua cabang olahraga yang ada.

“KONI harus transparan. Kalau sudah digunakan ya harus ditunjukan buktinya. Siapa-siapa saja yang sudah dikasi bonus dan dan dari cabang olahraga apa saja agar menghindari kecurigaan atlet dari cabang olahraga lainnya,”tandasnya.

Leonard mengatakan meskipun sebagai anggota Dewan, namun kecintaannya terhadap cabang olahraga ini, ia selalu menyediakan waktu luang untuk melatih dan membina para atlet agar bisa berprestasi pada suatu waktu kelak.

“Saya dulu atlet PON dan berjuang mempertahankan olahraga ini sampai sekarang sebagai seorang SENSEI atau guru besar di TTU bahkan di NTT,”ujarnya.

Diakhir wawancara, Bapak dari Tony Gomes Naibobe, peraih juara 3 komite perorangan khusus senior kelas 84 kg dan peraih juara 2 komite beregu senior kejuaran Nasional di Bekasi, Jawa Barat pada 21-25 Juli 2016, Richardo ABG Naibobe peraih juara 1kelas 55 kg saat mewakili Kabupaten TTU dalam kejuaran daerah, dan Dircia Maria Gomes Naibobe peraih juara 3 karate komite putri perorangan kelas 55 kg pada kejuaran Nasional di Bekasi Jawa Barat ini, mempertanyakan apakah KONI mempunyai data atlet berprestasi di Kabupaten TTU atau tidak untuk dibuatkan dalam bentuk profil atlet berprestasi sehingga bisa diketahui siapa saja atlet yang berprestasi itu dan dari cabang olahraga apa saja?

“Saya tidak tahu apakah KONI ada data atlet berprestasi di TTU atau tidak? Kalau memang ada, dibuatkan dalam bentuk profil  atlet berprestasi dari seluruh cabang olahraga di Kabupaten TTU. Karena merupakan salah satu syarat ketika suatu saat kita bangun GOR di Kefa,”pungkasnya. (Lius Salu)

Related posts