NTT Targetkan 1 Juta Ekor Sapi di Tahun 2018 Melalui SIWAB

  • Whatsapp
Ilustrasi
Ilustrasi
Ilustrasi

KUPANG – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), melalui Dinas Peternakan, terus melakukan berbagai upaya untuk pembangunan di bidang peternakan. Salah satu upaya yang saat ini sedang dilakukan yakni melalui program  Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB). SIWAB merupakan sebuah upaya khusus peningkatan populasi melalui optimalisasi Induk Betina untuk meningkatkan efisiensi reproduksi ternak sapi maupun kerbau.

Dalam kaitannya dengan peningkatan populasi, ada sejumlah hal yang akan dilakukan melalui program ini diantaranya; optimalisasi kelahiran dan pengurangan impor. Ini sesuai dengan motto upaya khusus SIWAB 2017 yakni “Mengerjakan Apa Yang Bisa Dikerjakan”, dan sasarannya yakni bagaimana meningkatkan capaian di bidang peternakan secara maksimal.

Landasan hukum yang melatar belakangi dibuatnya upaya khusus SIWAB ini merujuk pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/PK.210/10/2016 tentang upaya khusus percepatan peningkatan populasi sapi dan kerbau bunting. Selain itu, Keputusan Menteri Pertanian Nomor 656/kpts/OT.50/10/2016 tentang kelompok kerja upaya khusus percepatan peningkatan populasi sapid an kerbau bunting.

Dasar perhitungan target Akseptor dan Kebuntingan SIWAB 2017 yakni melalui struktur populasi sapi dan kerbau tahun 2016, dimana total Akseptor sapi potong dan sapi perah mencapai 5.918.921 ekor, yang diperkirakan menjadi akseptor riil 70% atau setara dengan 4 Juta ekor. Dari total akseptor riil 4 juta ekor, ditargetkan tingkat kebuntingan 73% atau setara dengan 3 juta ekor.

“Sasaran utama dari program ini diantaranya; terjadinya kebuntingan dari induk betina minimal 70%, menurunnya penyakit gangguan reproduksi 60%, serta menurunnya pemotongan sapi betina produktif 20%,” jelas Kepala Dinas Peternakan provinsi NTT, Danny Suhadi, belum lama ini.

Upaya dan kerja keras Dinas Peternakan provinsi NTT tentunya juga untuk memenuhi target Outcome Nasional kebuntingan 3 juta ekor sapi dan outcome provinsi NTT dengan kebuntingan 83.770 ekor sapi. Untuk mencapai target dimaksud, telah dibuat pemetaan wilayah IB yakni; Wilayah Introduksi dengan jumlah pelayanan IB/Tahun 300 dosis, CR 50% dengan sumber dana dari APBN, Wilayah pengembangan; jumlah pelayanan IB/tahun 600 dosis, S/C 2-3, CR 70% dengan sumber dana dari APBN dan APBD. Sementara Wilayah Swadaya; jumlah pelayanan IB/tahun diatas 1000 dosis, S/C kurang dari 2, CR 80%. Untuk wilayah swadaya bersumber dari Peternak/Koperasi.

Ruang lingkup Upsus SIWAB meliputi; optimalisasi Induk Betina, penyediaan semen beku sesuai SNI, penyediaan petugas teknis reproduksi, distribusi semen beku dan N2 cair, penanganan gangguan reproduksi, penguatan pakan, penyelamatan betina produktif, peningkatan kuantitas dan kompetensi SDM teknis reproduksi yang meliputi inseminator, PKB dan ATR, sistem Monev dan pelaporan SIWAB serat supervise dan pendampingan.

Untuk diketahui pula, target dan realisasi Upsus Siwab Per 7 September 2017 sebagai berikut:

Data Dinas peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur
Data Dinas peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur

 

Related posts