Oktovianus Riu Mone: Kami Sudah Empat Tahun Gagal Panen

  • Whatsapp
Oktovianus Riu Mone dan Stefanus Ambasan, warga desa Ponu, Kabupaten TTU (foto: lius salu/BN)
Oktovianus Riu Mone dan Stefanus Ambasan, warga desa Ponu, Kabupaten TTU (foto: lius salu/BN)
Oktovianus Riu Mone dan Stefanus Ambasan, warga desa Ponu, Kabupaten TTU (foto: lius salu/BN)

KEFAMENANU, berandanusantara.com – “Kami punya lahan di sana sekitar 600 hektare. SP 1 300 hektare dan SP 2 300 hektare. Kami sudah gagal empat tahun gagal panen. Barusan kami tanam tapi gagal lagi karena hujan tidak ada,” ungkap Oktovianus Riu Mone, warga Kelurahan Ponu, Kecamatan Biboki Anleu kepada wartawan, Sabtu (14/02/2015), di Kefamenanu.

Ditemani Stefanus Ambasan, ia mengaku sudah beberapa kali mengajukan proposal bantuan kepada Pemerintah daerah Kabupaten TTU untuk membantu mereka merehap kali Ponu sumber air yang selama ini mereka gunakan mengairi areal persawahan mereka tetapi hingga saat ini belum direspon balik dari Pemerintah daerah setempat.

“Kami sudah beberapa kali ajukan permohonan ke pemerintah daerah namun hingga saat ini belum ada jawaban,” tandasnya.

Mengatasi kondisi ini, mereka menggunakan air tadahan namun tidak cukup. Sementara untuk irigasi mereka swadaya menyewa eksavator namun itupun hanya mencukupi wilayah Ponu sebagian.Sedangkan wilayah transmigrasi SP1 dan SP2 tidak kebagian air.

Selain gagal panen, mereka juga mengalami kekurangan air bersih untuk kebutuhan makan minum mereka setiap hari.

“Air minumpun kami beli. Satu drum ukuran 200 liter seharga Rp 20 ribu dan itupun sudah berlangsung selama empat tahun. Sebelumnya kami beli pakai jerigen. Dua jerigen besar ukuran 40 liter seharga 10 ribu dan itupun untuk satu kali jalan. Beruntung pada tahun 2014 lalu ada tangky keliling yang sudah mulai berjualan air minum keliling sehingga kami merasa terbantu kalau tidak kami kewalahan,”tandasnya sembari mengaku di wilayah SP1 dan SP2 terdapat delapan sumur namun tidak bisa dikonsumsi sebagai air minum karena berwarna kuning dan asin.

Kecewa Terhadap Tiga Orang Anggota Dewan Asal Ponu

Secara blak-blakan ia mengaku kecewa terhadap tiga orang anggota DPRD Kabupaten TTU asal daerah pemilihan wilayah Ponu yang mereka usung pada pemilihan legislatif periode 2014-2019 lalu yakni YU, AU dan SB. Mereka mengaku kecewa lantaran aspirasi mereka untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah setempat tidak pernah disampaikan pada saat sidang anggaran.

“Kami merasa kecewa sekali karena sudah mendukung mereka tapi tidak pernah membantu menyampaikan aspirasi kami di dewan. Yah, mereka kan orang asli Ponu jadi kami pikir akan bantu sampaikan aspirasi kami di dewan pada saat sidang anggaran, tau-taunya tidak. Kami juga kecewa karena mereka tidak pernah turun sosialisai atau pantau kondisi kami di desa,” katanya dengan kesal.

Kekecewaan Okto ternyata bukan saja pada tiga orang anggota dewan sekarang. Tetapi juga terhadap mantan-mantan anggota dewan periode 2009-2014 lalu.

“Anggota dewan dari Ponu semuanya sama saja. Baik yang sekarang maupun yang sudah berhenti semuanya sama saja. Tidak pernah membantu kami menyampaikan aspirasi kami di dewan. Akibatnya kami seperti ini. Gagal panen dan kekurangan air minum tiap tahun,” pungkasnya kesal.  (lius salu)

Related posts