Pemilihan Ketua Sinode Harus Bebas Dari Praktek Uang

  • Whatsapp

GMIT

KUPANG, berandanusantara.com- Pada sidang sinode dengan agenda pemilihan Ketua Sinode masa jabatan 2015-2019 yang akan berlangsung, di Ba’a, kabupaten Rote Ndao, Pendeta GMIT berharap agar proses pemilihan Ketua Sinode terbebas dari praktek dan Kolusi.

“para pendeta yang akan menjadi pemilih dalam proses pemilihan ketua Sinode periode tahun 2015 sampai 2019, harus berani bertindak benar dengan tidak memberi ruang kepada kandidat pemimpin baru untuk melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, atau KKN demi mencapai tujuan sebagai pemimpin yang baru,” Kata Pendeta Besly Meshak kepada wartawan, disela-sela kegiatan diskusi publik dan Pemaparan Visi-misi para para calon Ketua Sinode, yang berlangsung di restaurant in and out, Selasa (14/07).

Menurut Pendeta Besly Mesakh, saat ini merupakan moment yang tepat bagi GMIT untuk membenahi seluruh kekurangan yang ada, termasuk praktek uang yang tidak dipungkiri sudah terjadi dan dibawa masuk kedalam tubuh gereja.

Dirinya menceritakan, moment sidang yang pernah dilakukan di Naibonat merupakan titik jatuh nadir yang sangat menyedihkan, karena proses sidang itu merupakan satu-satunya sidang Sinode dengan isu politik uang yang sangat kuat.
Sehingga, jika dilihat dari segi kepemimpinan yang dihasilkan dari sidang tersebut, bisa dikatakan sebagai suatu kehancuran.

Oleh karena itu, para pemimpin gereja diminta untuk tidak memberi ruang ruang bagi kandidat yang bermental buruk, yang tidak memiliki kecukupan intelektual dan spiritual, namun hanya mengandalkan kekutan uang demi tujuan untuk dipilih.

Ia jugaa  mengkawatirkan jika kandidat bermental buruk diberi ruang untuk memimpin Sinode, maka harapan agar gereja menjadi sumber panutan bagi umat tidak akan terwujud.

Saat ini telah ada Tiga kandidat calon ketua Sinode periode tahun 2015 sampai 2016. Tiga kandidat itu antara lain, Pendeta Merry Kolimon, Pendeta Benyamin Naralulu, dan Pendeta Mess Dethan.

Dari tiga kandidat tersebut, Pendeta Besly Mesakh memberikan apresiasi kepada Pendeta Merry Kolimon yang berani hadir pada diskusi tentang perspektif etis GMIT terkait proses pemilihan pimpinan Sinode yang baru, yang diselenggarakan oleh Aliansi Warga Jemaat Peduli GMIT, atau AWJPG yang terdiri dari Rumah Perempuan Kupang, Harian Umum Kursor, Harian Umum Victory News, dan LSM PIAR.

Diskusi itu juga dihadiri oleh Rektor Undana Kupang, Doktor Fred Benu, Pemimpin Redaksi Harian Umum Victori News, Kris Mboeik, Bupati Kupang, Ayub Titu Eki, dan Karen Campbell. (nttonlinenow)

Related posts