PT Binusindo Energi Indonesia Siap Majukan Ekonomi NTT

  • Whatsapp
Ist
Ist
Ist

KUPANG, berandanusantara.com – PT Binusindo Energi Indonesia merupakan sebuah perusahan besar yang bergerak di bidang energi. Perusahan ini telah hadir di Nusa Tenggara Timur dan akan dibangun di kawasan industri Bolok, kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada areal seluas 20 hektare lebih.

Direktur Utama PT Binusindo Energi Indonesia, Fabianus Banase, dalam jumpa pers, Minggu (27/8/2017) menjelaskan, perusahan ini hadir sejalan dengan kebutuhan energi secara nasional yang terus meningkat setiap tahun. Selain itu, kata Banase, kehadirannya juga membantu program pemerintah yakni harga ketahanan energi nasional.

“Kehadiran PT Binusindo juga sangat mendukung adanya Tol Laut dan semangat membangun Indonesia mulai dari NTT, yang selalu didengungkan Gubernur Frans Lebu Raya,” ungkap Banase.

Selain itu, Banase menjelaskan, kehadiran PT Binusindo juga diyakini sangat membantu perkembangan perekonomian NTT dan pariwisata. Apalagi tenaga kerja yang akan diserap di perusahan ini mencapai kurang lebih 2000 orang, serta dipriotaskan adalah putra/i daerah NTT.

“Sejauh ini, PT Binusindo Energi telah bekerja sama dengan sejumlah pihak yang memiliki visi dan misi sama, serta berkomitmen membangun NTT. Pemerintah Propinsi NTT sendiri sangat mendukung, terbukti dengan diberikan izin penggunaan lahan serta memberikan izin-izin terkait,” katanya.

Pengerjaannya akan dimulai dengan membangun proyek Kupang Oil Storage Terminal, dengan bisnis utama adalah Tank Storage Bisnis, diikuti dengan pembangunan IPP Power Plant, Pabrik N2 dan O2 Gas, serta penyediaan air bersih sebagai Utilisasi Kawasan Industri. Target Penyelesaian pembangunan +/- 24 bulan, dengan kapasitas terminal atau produksinya nanti mencapi 500.000 KL hingga 1.200.000 KL.

Tak ketinggalan juga, jelas Banase, pihaknya merencanakan
pengolahan dan pendistribusian gas alam atau gas bumi melalui teknologi CNG (Compressed Natural Gas dan LNG (Liquid Natural Gas). Menurut dia, ini dapat dipergunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti BBM (Bahan Bakar Minyak), yang dapat dikonversikan dari BBM ke BBG Bahan bakar gas Alam melalui teknologi Kompresi dan teknologi Regasifikasi LNG.

Lanjut Banase, di bidang energi terbarukan akan dilakukan pengelolaan limbah untuk menampung limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) di seluruh NTT, limbah B3 ini baik dari darat maupun laut, melalui kapal-kapal, untuk dimanfaatkan kembali yang masih bisa diolah menjadi Base Oil atau Solar (Mini Refinery).

“Pasarnya sendiri sebagian besar di Kawasan Indonesia Bagian Timur, serta memungkinkan melebar ke Negara Tetangga Timor Leste dan juga Australia,” jelasnya. (AM/ayn)

Related posts