Rumput Odot Berhasil Dikembangkan jadi Pakan Ternak, Cukup Membantu PAD NTT

  • Whatsapp
Kepala UPT Pembibitan dan Pakan Ternak provinsi NTT, Bambang Pramana saat sedang menunjukan rumput odot. (Foto: AR/BN)
Kepala UPT Pembibitan dan Pakan Ternak provinsi NTT, Bambang Pramana saat sedang menunjukan rumput odot. (Foto: AR/BN)

KUPANG, berandanusantara.com – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pembibitan dan Pakan Ternak provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berhasil mengembangkan pengolahan rumput odot menjadi pakan ternak.

Selain untuk memenuhi ketersediaan pakan, bisa dijual dan menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi provinsi NTT. Pengembangan rumput odot ini telah dimulai sejak bulan November 2020 lalu di Instalasi Peternakan Oelamasi, kabupaten Kupang.

Read More

Kepala UPT Pembibitan dan Pakan Ternak provinsi NTT, Bambang Pramana, Jumat (19/2/2021) menjelaskan, bidang peternakan menjadi salah satu solusi dalam memberantas kemiskinan, sekaligus mewujudkan spirit Gubernur NTT yakni “NTT Bangkit, NTT Sejahtera”.

“Tiga bulan setelah penanaman, hari ini kami melakukan panen dan penjualan perdana. Kami juga bantu masyarakat petani dan peternak sapi,” jelas Bambang.

Menurut sosok yang sangat familiar di kalangan petani dan peternak ini, dengan adanya pengembangan rumput odot ini, pemerintah tidak perlu lagi mengeluarkan dana untuk pengadaan bibit. Justru sebaliknya, rumput odot yang dijual Rp200 per stek bisa membantu pemerintah.

“Rumput odot memiliki kelebihan, contohnya dalam satu rumpun memiliki berat 10–15 kg. Kalu sapi beratnya 300 kg, 10 persen beratnya hanya membutuhkan 3 stek saja. Selain itu, rumput odot juga bisa bertahan saat musim kekeringan,” bebernya.

Selain rumput odot, tambah Bambang, pihaknya juga tengah mengembangkan tanaman lamtoro teramba. Baik rumput odot maupun lamtoro teramba, pengembangannya tidak terlalu sulit dan tidak membutuhkan banyak air. Waktu panennya pun singkat, yakni 2,5–3 bulan.

“Kedua jenis tanaman yang dikembangkan ini sebagai alat bantu masyarakat kepada masyarakat petani dan peternak di NTT,” pungkas Bambang. (AR/AM/BN)

Related posts