Tiga Tahun yang Membanggakan

  • Whatsapp
Jefirtson Riwu Kore--Hermanus Man. (Ist)
Jefirtson Riwu Kore–Hermanus Man. (Ist)

KUPANG, berandanusantara.com – Duet Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kupang, Jefirtson Riwu Kore–Hermanus Man akan memasuki usia kepemimpinan ke-3 tahun tepat di tanggal 22 Agustus 2020. Banyak hal membanggakan yang ditorehkan pasangan bertagline FirmanMu itu. Terobosan cerdas keduanya mampu membuat Kota Kupang berubah.

Sejak dilantik pada tanggal 22 Agustus 2017 lalu, Jefri–Herman memulai debut kepemimpinannya dengan melakukan pembenahan terhadap berbagai hal. Mulai dari penataan birokrasi hingga berbagai jenis pembangunan seperti pemasangan lampu jalan, penataan taman-taman, hingga kebersihan kota yang tentunya memberikan dampak positif.

Read More

Meski demikian, niat baik tidak selalu diterima dengan baik baik pula. Jefri–Herman tetap banyak menuai kritik. Hantaman kritikan ini pun dilakukan secara terbuka. Semisal ketika membangun kawasan Bundaran Tirosa, atau sebelumnya lebih familiar dengan sebutan Bundaran PU. Kritik pedas lantaran sejumlah pohon ditebang.

Meski begitu, duet Firmanmu tetap tenang. Mereka terus membangun, karena mereka tahu bahwa kawasan Bundaran Tirosa sebagai pintu masuk harus dibenahi dengan baik agar terlihat indah. Pemerintah pun kemudian mengalokasikan anggaran berjumlah Rp7,9 Miliar untuk pembangunan Bundaran Tirosa. Di sekeliling bundaran ditanam kembali pohon.

Pembangunan tahap demi tahap, akhirnya membuahkan hasil yang baik. Meski belum dilengkapi dengan fasilitas air mancur seperti rencana awal karena saat mengusulkan anggaran ke DPRD tidak disetujui, namun Bundaran Tirosa telah menawarkan pesona baru dan menjadi salah satu ikon Kota Kupang.

“Jadi kita jangan melihat upaya yang dilakukan pemerintah kota dari sisi yang negatif saja, tapi bagaimana melihat bahwa upaya ini merupakan wujud untuk membuat kota ini menjadi lebih modern dan bermartabat,” ungkap Jefri dalam sebuah kesempatan, beberapa waktu lalu.

Bundaran Tirosa kini telah menjadi kawasan ekonomi baru bagi masyarakat. Para kawula muda menjadikan tempat ini sebagai tempat berkumpul. Tidak hanya kawula muda, para pendatang dari berbagai daerah pun datang ke tempat ini untuk berfoto. Apalagi Bundaran Tirosa dilengkapi dengan berbagai lampu hias yang sangat indah.

Selain Bundaran Tirosa, sejumlah taman yang selama belasan tahun tidak terurus telah dibangun. Ditata dan dibenahi kembali. Keseriusan Jefri–Herman ini berhasil menggaet anggaran dari pemerintah pusat untuk mengerjakan enam taman dengan total anggaran mencapai Rp130 Miliar.

Enam taman yang dibangun antaralain; itu antara lain taman Boulevard Koridor III di Jalan Frans Seda, Kupang Square berlokasi di kawasan kota lama, penataan pasar ikan pada ruas jalan Timor Raya (depan Hotel Aston), taman Perdamaian (Sebelah Barat Taman Nostalgia), Taman Revolusi Mental (Sebelah Timur Taman Nostalgia) serta Taman Tagantong (Depan Kantor Camat Kelapa Lima).

Selain itu, ribuan lampu jalan telah dan sementara dipasang di sejumlah titik baik itu jalan protokol maupun pemukiman. Kawasan yang dahulunya gelap, kini bisa menikmati penerangan yang memadai. Begitu juga dengan lampu-lampu hias di jalan-jalan utama ikut mempercantik wajah Kota Kupang.

Penataan boulevard yang kini sedang dilakukan memberikan sinyal tambahan kalau Kota Kupang perlahan-lahan akan indah. Pohon-pohon dan tanaman hias lainnya ikut ditanam di dalamnya. Sebuah gerakan besar yang dinamakan Gerakan Kupang Hijau ikut mendukungnya dengan aktif berkampanye sekaligus secara langsung melakukan penanaman berbagai jenis pohon agar Kota Kupang menjadi hijau.

Duet Jefri–Herman rupanya tidak ingin Kota Kupang yang mereka pimpin menjadi kota yang biasa-biasa saja, namun tak kalah dengan kota-kota lain di Indonesia yang telah duluan maju secara pembangunan.

“Kami ingin Kota Kupang menjadi kota yang layak huni dengan berbagai fasilitas yang memadai, dengan wajah kota yang berubah,” ujar Jefri yang juga mantan anggota DPR RI dua periode ini.

Tidak sebatas itu, duet kepemimpinan Firmanmu juga melakukan terobosan dalam konteks pelayanan sosial kemasyarakatan yakni bedah rumah. Program ini dikhususkan untuk masyarakat dengan kondisi hunian tidak layak huni. Program ini pun berjalan baik dan diterima dengan apresiasi positif dari masyarakat, baik penerima bantuan, maupun dari banyak pihak.

Program bedah rumah ini menggunakan dana dari APBD II Pemerintah Kota Kupang, disetujui oleh DPRD Kota Kupang pada tahun anggaran 2020 senilai Rp2,5 Miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk menjalankan program bedah rumah yang terdiri dari dua jenis kegiatan, yakni peningkatan kualitas rumah dan pembangunan rumah baru. Jumlah penerima program bedah rumah ini sebanyak 50 penerima unit rumah. Program ini menyasar di 47 Kelurahan di 6 Kecamatan se-kota Kupang.

“Hati kami terketuk untuk memerhatikan warga yang kurang beruntung tidak memiliki rumah layak di kota ini, dengan segala keterbatasan kami berupaya untuk membantu mereka,” ucapnya.

Menariknya, pada saat rumah dibedah, bak acara bedah rumah di salah satu stasiun Televisi Swasta Nasional, Wali Kota mengajak keluarga rumahnya sedang dibedah untuk menginap sementara di hotel secara gratis menggunakan biaya pribadi. Wali Kota juga menyumbangkan perabot berupa kursi dan televisi sebagai pelengkap rumah. Wali Kota bersama Nyonya Hilda Manafe pun mengantar langsung keluarga yang rumahnya selesai dibedah.

Dari aspek pelayanan publik, duet Jefri–Herman juga melakukan terobosan dengan pendekatan pelayanan yang terkoordinasi dengan menggunakan teknologi memadai. Terbaru, khusus untuk pelayanan administrasi kependudukan, telah dilaunching aplikasi Simpel (sistem informasi manajemen terintegrasi secara eletronik). Dengan aplikasi ini, warga dapat mengurus KTP maupun administrasi kependudukan lainnya melalui rumah. Bahkan setelah jadi, petugas pun siap mengantar ke rumah.

Sejak memimpin Kota Kupang, salah satu yang tak kalah menjadi prioritas duet Jefri–Herman adalah air bersih. Berbagai langkah diambil untuk perosoalan yang terus berulang tahun ini. Perjuangan keduanya menemui titik terang dengan berhasil melobi anggaran senilai Rp189 Miliar untuk proyek pemanfaatan Kali Dendeng, salah satu lokasi dengan debit air yang bisa dikembangkan. Pekerjaannya akan dimulai tahun ini.

Dana Rp189 Miliar tersebut merupakan tahap awal dengan debit air yang diperoleh sebesar 150 liter perdetik. Sehingga nantinya akan ada kelanjutan pekerjaan di tahun depan dengan penambahan lagi untuk debit 150 liter perdetik. Jadi anggaran khusus untuk Kali Dendeng mencapai Rp360–Rp380 Miliar. Dalam master plan seperti itu. Karena kendala pandemi Covid-19, maka pekerjaannya mundur menjadi dua tahun pembangunan.

Selain itu, tahun depan juga akan ada lelang berikutnya untuk pekerjaan di lokasi Air Sagu. Berbeda dengan Kali Dendeng, anggaran untuk pengembangan Air Sagu lebih kecil yakni hanya sebesar Rp75 juta. “Ini semua karena kerja sama dan lobi yang kami buat untuk membantu pemerintah Kota Kupang dan masyarakat. Langsung dibicarakan dengan Pak Presiden Jokowi sehingga bisa mendapatkan dana yang cukup besar ini,” jelas Riwu Kore.

Pertama Kali Raih WTP
Selama 24 tahun berdirinya Kota Kupang sebagai daerah otonom, baru kali ini di zaman kepemimpinan Jefirtson Riwu Kore dan Hermanus Man, berhasil meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kota Kupang Tahun 2019.
Bagi Jefri–Herman, peristiwa tersebut merupakan bukti pencapaian hasil kerja keras berbagai pihak dalam mewujudkan visi terwujudnya Kota Kupang yang layak huni, cerdas, mandiri dan sejahtera dengan tata kelola bebas KKN melalui misi Kupang jujur yakni meningkatkan tata kelola pemerintahan yang bebas KKN dan transparansi pengelolaan keuangan.

“Pencapaian yang diraih hari ini berkat kerja keras dan kerja tuntas kita bersama,” ujarnya. Diakuinya untuk bisa meraih opini ini banyak tantangan yang dihadapi dan butuh banyak pengorbanan baik waktu maupun tenaga. Selama empat bulan terakhir hampir setiap hari Wali Kota sendiri turun langsung bersama dinas terkait menindaklanjuti temuan-temuan BPK tersebut.

Meski telah meraih penghargaan WTP, namun bagi Jefri–Herman, perjuangan belum berakhir. Menurutnya, harus ada upaya untuk mempertahankan bahkan meningkatkan prestasi di tahun mendatang. Mengenai catatan yang diberikan oleh BPK, dia berjanji bersama jajaran Pemkot Kupang akan langsung menindaklanjuti, sehingga target tindak lanjut secara nasional yakni 75 persen bisa tercapai.

“Saya mengajak seluruh komponen Pemkot Kupang untuk terus giat bekerja mewujudkan perubahan yang ingin dicapai. Karena pretasi tidak dapat dicapai tanpa perubahan ke arah yang lebih baik. Ayo berubah,” tegasnya.

Masih Dua Tahun Lagi
 
Duet kepemimpinan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kupang, Jefirtson Riwu Kore–Hermanus Man (Firmanmu) masih memiliki dua tahun kepemimpinan. Banyak harapan masyarakat di sisa waktu ini agar Jefri–Herman kembali membuat terobosan dan inovasi cerdas untuk kepentingan masyarakat Kota Kupang. Entah, seperti apa Kota Kupang dua tahun kedepan?
Yang pasti, setelah dua tahun kepemimpinan tahun lalu, tagline “Ayo Berubah” telah membawa spirit positif akan perubahan yang berarti di Kota Kupang yang terkenal dengan julukan Kota Karang ini. Di tahun ketiga ini, semangat perubahan kembali digelorakan dengan tagline yang lebih menantang–“Ayo Terus Berubah”. 
 
Semua berharap spirit ini lebih mendorong dengan keras agar perubahan lebih kencang lagi. Berbagai pekerjaan yang belum selesai dan sementara dikerjakan duet humanis ini terus dinanti. Terutama, untuk berbagai persoalan yang masih berulang tahun seperti air bersih. Semoga dengan pemanfaatan sejumlah mata air dengan anggaran ratusan miliar itu bisa membuahkan hasil. 
 
Harapan ini bukan bukan tak beralasan. Ini merupakan persoalan ril yang belum terselesaikan hingga saat ini. Semoga dengan tagline menantang itu–“Ayo Terus Berubah”, tidak hanya sekadar membuat wajah Kota Kupang berubah, namu membuat masyarakat  bisa menikmati apa yang belum dirasakan selama ini. (ANDYOS MANU)

Related posts