Uang Puluhan Juta Milik Fernando de Araujo Ditilep Oknum Calo Veteran

  • Whatsapp
Fernando de Araujo bersama istrinya saat bertemu Kuasa Hukum LVRI NTT, Fransisco Bernando Bessie dan Sekertaris LVRI NTT Niko Dawi. (Foto: BN)
Fernando de Araujo bersama istrinya saat bertemu Kuasa Hukum LVRI NTT, Fransisco Bernando Bessie dan Sekertaris LVRI NTT Niko Dawi. (Foto: BN)

KUPANG, berandanusantara.com – Salah satu veteran asal kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Fernando de Araujo menjadi korban penipuan calo yang mengatasnamakan veteran. Alhasil, uang pensiunan sipil TNI ini raib puluhan juta rupiah.

Kejadian itu bermula pada 20 Oktober 2020, korban Fernando de Araujo diminta salah satu oknum calo veteran berinisial MS untuk datang ke rumahnya. Selanjutnya, Fernando dan MS pergi ke BRI Tulamalae, Belu.

Read More

Di sana, Fernando De Araujo melakukan pencairan uang dana dahor sebanyak Rp43,5 juta. Uang yang dicairkan Fernando kemudian diserahkan ke MS untuk dihitung. MS kemudian mengatakan bahwa TXP, salah satu oknum calo, merupakan bos mereka.

Fernando dan MS kemudian menyerahkan kepada TXP uang sebesar Rp18 juta. Kemudian, uang yang tersisa Rp25,5 juta ikut dipotong MS setelah bersama Fernando naik ke atas mobil. Alhasil, uang yang tersisa hanya Rp10 juta menjadi milik korban Fernando.

Merasa tidak puas dengan haknya, Fernando de Araujo kemudian melapor ke Kodim Belu pada tanggal 4 Februari 2021. Menerima laporan itu, aparat Kodim Belu kemudian berhasi menangkap TXP dan MS di salah satu kos-kosan tempat selama ini dia tinggal.

Dari tangan kedua oknum calo veteran aparat mengamankan SK veteran asli, foto copy dan scan, SKEB veteran asli dan scan, KTP calon veteran asli dan scan, buku tabungan, akta perkawinan calon veteran, kartu keluarga, surat permintaan pembayaran berlogo PT. Taspen Kupang.

Fransisco Bernando Bessie dan Niko Dawi saat menununjukan bukti-bukti dokumen yang diduga dipalsukan oknum calo veteran. (Foto: BN)

Selain itu juga diamankan satu unit laptop yang isinya terdapat data-data veteran, serta satu unit alat laminating untuk kepentingan penggandaan surat-surat dan data calon veteran.

Dari pengakuan TXP dan MS, ada juga oknum calo veteran berinisial JGB, FMP dan DS. Ketiganya diduga terlibat dalam pengurusan calo veteran liar di kabupaten Belu, TTU dan Malaka.

Kuasa Hukum Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) NTT yang mendampingi korban Fernando de Araujo, Fransisco Bernando Bessie memberikan apresiasi kepada pihak Kodim Belu yang berhasil membongkar mafia veteran di kabupaten Belu.

“Masih banyak calo veteran yang merekrut dan mengurus calon veteran tanpa melalui kantor resmi yakni LVRI kabupaten Belu. Buntutnya terjadi penipuan dan penggelapan,” ujar Fransisco, Jumat (5/3/2021).

Advokad Peradi ini pun mengaku sejak tahun 2020–2021 telah membuat laporan polisi terkait keberadaan dan praktek calo veteran. Sementara sebanyak 5 laporan polisi dari yang diduga calo terhadap LVRI NTT dihentikan penyelidikan dan penyidikannya oleh Polisi.

“Untuk itu, kami berharap agar nantinya bisa beraudiens dengan Bupati di Belu dan Malaka, selanjutkan melakukan sosialisasi terkait lembaga veteran yang resmi yakni LVRI, sebagai tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya,” tandas Fransisco.

Para calo veteran saat diamankan. (Foto: istimewa)

Sekertaris LVRI NTT, Niko Dawi mengungkapkan, pihaknya seringkali menemukan banyak hal yang memprihatinkan mulai dari perekrutan, pengurusan berkas hingga mendapatkan gelar kehormatan, khususnya yang dilakukan oleh para oknum calo yang tidak bertanggung jawab.

“Banyak hal terjadi dan kami seringkali hanya bisa menitihkan air mata. Banyak veteran yang mesti mendapatkan haknya, justru dipermainkan oleh para calo. Berbagai cara dilakukan, terutama dengan iming-iming,” jelas Niko Dawi.

Menurut Niko, ada oknum di balik praktek percaloan veteran ini. Dia sangat menyayangkan karena praktek percaloan ini telah memakan korban yang cukup banyak. Bahkan apa yang seharusnya menjadi hak veteran bisa diambil hingga setengah bagian.

“Dengan adanya bukti-bukti yang terungkap lewat kasus Fernando de Araujo ini semoga bisa terungkap, sehingga tidak ada lagi korban-korban berikutnya yang disusahkan,” pungkasnya. (AM/BN)

Related posts