Christian Widodo: IKMR Mitra Penting dalam Mewujudkan Pembangunan Kota Kupang yang Berkelanjutan

  • Whatsapp
Wali Kota Kupang saat menghadiri pengukuhan pengurus IKMR. (Foto: istimewa)

KUPANG, BN — Di tengah berbagai tantangan pembangunan perkotaan, Wali Kota Kupang dr. Christian Widodo menunjukkan gaya kepemimpinan yang inklusif dan kolaboratif.

Bukan hanya mengandalkan birokrasi pemerintahan, ia juga merangkul kekuatan sosial warga, termasuk komunitas diaspora Manggarai Raya, sebagai mitra strategis pembangunan kota.

Read More

Hal itu tampak jelas saat ia menghadiri acara pengukuhan Badan Pengurus Ikatan Keluarga Manggarai Raya (IKMR) Kupang periode 2025–2029 di Aula Bapelkes, Kamis (29/5/2025) sore.

Disambut secara adat lewat ritual Tuak Kapu oleh para tetua Manggarai, Wali Kota hadir bukan sekadar sebagai pejabat, tapi sebagai mitra dalam jejaring sosial warga yang selama ini turut menghidupi denyut Kota Kupang.

“Saya ucapkan proficiat untuk pengurus baru IKMR. Keluarga besar Manggarai Raya telah memberi kontribusi nyata bagi pembangunan kota ini,” ujar Wali Kota dalam sambutannya.

Wali Kota Widodo tidak berhenti pada pujian. Ia secara tegas menyampaikan harapannya agar IKMR menjadi bagian dari solusi kota, dan terlibat aktif dalam pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan.

“Membangun kota bukan hanya soal gedung tinggi atau jalan lebar, tapi menghadirkan udara pagi yang sejuk, pendidikan yang baik, dan pemimpin yang saling menghormati. Kota ini bukan sekadar warisan, tapi pinjaman dari anak cucu kita,” ujarnya.

Pernyataan tersebut memperkuat visinya tentang tata kelola kota yang menempatkan warga sebagai subjek utama. Salah satu bentuk nyata komitmen itu ialah program strategis penanganan sampah melalui pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di tiap kecamatan.

“Kita tidak ingin lagi melihat Alak seperti gunung sampah terbuka. Sistem ini dirancang agar pemimpin ke depan tinggal melanjutkan. Inilah pentingnya keberlanjutan,” tegasnya.

Namun yang paling menyentuh dalam pidato Wali Kota adalah metafora yang ia sampaikan untuk organisasi seperti IKMR:
“Organisasi ini bukan kapal yang parkir di dermaga, tapi kapal yang membelah gelombang. IKMR harus ikut menyelesaikan persoalan kota ini.”

Pernyataan itu disambut hangat oleh Wakil Gubernur NTT, Irjen Pol (Purn.) Johni Asadoma, M.Hum., yang hadir dan menyebut IKMR sebagai Mbaru Gendang, rumah adat masyarakat Manggarai di tanah rantau.

“IKMR bukan sekadar paguyuban, tapi rumah bersama yang memperkuat ikatan emosional dan menjadi mitra penting pemerintah,” ujarnya.

Dengan penyerahan simbol kepemimpinan kepada Ali Antonius sebagai Ketua IKMR periode 2025–2029, harapan baru pun lahir. Organisasi ini bukan hanya pelestari budaya, tetapi juga aktor penting dalam pembangunan sosial. (*/BN)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *