BPJN NTT Siap Tuntaskan Proyek Jalan 2025 Meski Anggaran Dipangkas

  • Whatsapp
Para pejabat BPJN NTT. (Foto: istimewa)

KUPANG, BN – Di tengah pemangkasan anggaran yang cukup tajam, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Nusa Tenggara Timur tidak menyerah. Dengan semangat kerja dan komitmen pada pelayanan publik, lembaga ini tetap melaju dan membawa harapan bagi infrastruktur NTT.

Tahun 2025, BPJN NTT hanya menerima Rp591,2 miliar dari pemerintah pusat, atau turun hampir setengah dari alokasi tahun lalu yang mencapai Rp1,2 triliun. Namun, di balik angka yang mengecil, BPJN NTT tetap memiliki tekad besar untuk membangun dan menjaga konektivitas wilayah.

Read More

“Yang bisa kita lakukan adalah menyusun prioritas dengan cerdas dan memastikan setiap rupiah benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat,” ujar Kepala BPJN NTT, Agustinus Junianto, Rabu (18/6/2025).

BPJN NTT pada tahun 2025 ini telah mengikat kontrak untuk 28 paket pekerjaan fisik dan 10 paket non-fisik dengan nilai lebih dari Rp300 miliar. Pekerjaan tersebut mencakup segala hal penting, mulai dari pelebaran dan preservasi jalan, pemeliharaan jembatan, hingga penanganan longsoran.

Progres pekerjaan pun menunjukkan hasil yang menjanjikan. Hingga pertengahan Juni, capaian fisik berada pada angka 28,4 persen, sedangkan realisasi keuangan menyentuh 23,87 persen. Semua ini dijalankan dengan prinsip transparansi melalui sistem e-katalog.

“Kami percaya, kerja yang jujur dan terukur akan selalu membuahkan hasil. Ini bukan soal besar kecilnya anggaran, tapi bagaimana kita mengelolanya secara bertanggung jawab,” tegas Agustinus.

Tak hanya soal menjaga jalannya program, BPJN NTT juga terus bergerak mencari peluang tambahan. Salah satunya lewat usulan dana dari program Inpres Jalan Daerah (IJD) yang kini berubah menjadi Inpres Infrastruktur Daerah—nomenklatur baru yang membuka kemungkinan pendanaan yang lebih luas.

“Tadi malam kami dapat kabar bahwa pembahasan dananya akan dilakukan hari ini pukul 11. Ini peluang baru yang kami sambut dengan penuh harapan,” ungkapnya.

Beberapa titik rawan longsor di Pulau Timor dan Flores telah diusulkan untuk ditangani lewat program ini, sebagai bentuk respon cepat terhadap kerusakan akibat cuaca ekstrem. (*/BN)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *