Kupang, BN – Ikan berformalin yang beberapa waktu terakhir marak dijual di Kota Kupang, membuat sebagian besar masyarakat enggan membeli ikan untuk dikonsumsi. Warga lebih memilih alternatif makanan lain untuk dikonsumsi sebagai pengganti ikan seperti telur, temped an tahu.
“Kami takut makan ikan berformalin, jadi kami lebih memilih beli telur, ataupunj temped an tahu,” ungkap Emilia, seorang Ibu Rumah Tangga, Senin (2/2/2015) siang.
Hal ini berimbas pada untungnya sejumlah pedagang tahu dan tempe yang ada di bilangan Kota Kupang. Berdasarkan pantauan berandanusantara.com, sejumlah pabrik pembuatan tahu dan tempe seperti di bilangan Oebufu dan Oesapa Kota Kupang, terlihat warga berantrian oanjang untuk bisa membeli tahu dan tempe.
“Beberapa hari memang cukup ramai, bahkan ada pembeli yang tidak dapat,” ungkap Bambang, seorang pedagang tahu dan tempe di bilangan Oebufu, Kota Kupang.
Namun, akibat dari persoalan tersebut, penjualan ikan di Tempat Penjualan Ikan (TPI) Oeba, Kota Kupang, serta beberapa Pasar Tradisional lainnya mengalami penurunan yang cukup drastis.
Ady, seorang penjual ikan di Pasar Oeba mengatakan, sejak ditemukannya ikan berformalin, warga mulai enggan datang membeli ikan. “Warga takut makan ikan, karena informasi ikan berformalin,” ungkapnya.
Akibatnya, lanjut Ady, dirinya bersama sejumlah pedagang ikan lainnya merugi hingga hampir sepekan, sampai saat ini. (Andyos Manu)