Aktivis Anti Korupsi Khawatir Money Politic Bakal Terjadi di Pilgub NTT

  • Whatsapp
Ilustrasi
Ilustrasi
Ilustrasi

JAKARTA, berandanusantara.com – Aktivis Anti Korupsi, Uchok Sky Khadafi, mengungkapkan kekhawatirannya atas ancaman maraknya money politics yang akan terjadi di NTT, pasca ditangkapnya Marianus Sae melalui Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Sesungguhnya itu sudah menjadi sinyalemen kuat bahwa ancaman terjadinya money politics di wilayah tersebut sangat besar,” ujar Uchok di Jakarta, seperti dilansir Harian Terbit, Senin (23/4/2018) kemarin.

Read More

Menurutnya, karena dengan predikat “Daerah Miskin dan Tertinggal”, akan dengan mudah praktik money politics itu terjadi dan menyebar di mana-mana tanpa adanya pengawasan berarti di daerah tersebut.

Uchok uang juga Direktur Center for Budget Analysis (CBA) tersebut meyakini KPK setelah menangkap MS melalui OTT sudah menyadari ancaman tersebut. Yakni, akan maraknya praktik money politics.

Dia juga memastikan bahwa KPK tidak akan main-main dengan indikasi ini. “Tunggu saja, KPK pasti akan mengirimkan agen-agennya untuk memantau peredaran uang ataupun potensi-potensi terjadinya money politics di NTT,” jelas Uchok.

Selain itu, dengan maraknya sejumah calon kepala daerah yang tertangkap oleh KPK, Uchok menjelaskan, ini menunjukan tiap kali menghadapi perhelatan pemilu, seperti Pilkada, peredaran uang dalam jumlah besar begitu masif. “Ini yang terendus oleh KPK,” tegas Uchok.

Karena itu, Uchok yakin, tak hanya calon kepala daerah yang tidak bersih sehingga terkena OTT KPK, calon kepala daerah yang saat ini sedang maju dan terhindari dari jerat KPK, tapi kemudian ada gelagat akan main money politics untuk “memaksa” masyarakat memilih dirinya, sudah pasti juga telah dipantau oleh KPK.

“Ya itu, tinggal tunggu waktu saja KPK akan menyebar agen-agennya ke sejumlah daerah untuk memantau terjadinya money politics. Khususnya di NTT yang dikenal cukup tinggi tingkat kerawanan korupsinya. Saya yakin sudah ada yang ditugaskan ke sana. Sehingga jangan kaget kalau semakin banyak calon kepala daerah yang ditangkap KPK,” pungkas Uchok. (AM/Harian Terbit)

Related posts