Asgard Academy dan Mimpi e-Sport NTT ke Tingkat Nasional

  • Whatsapp
Bobby Damanik saat memberikan sambutan pada pembukaan Asgard Academy. (Foto: *BN)

KUPANG, berandanusantara.com – Dunia game saat ini sangat diminati kaum milenial. Pekembangannya pun terbilang sangat pesat di Indonesia. Begitu juga di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Bahkan, di provinsi yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste dan Australia ini punya gamers fanatik.

Menyadari akan hal tersebut, dibutuhkan sebuah wadah yang dapat menampung minat dan bakat kaum milenial, khususnya para gamers agar bisa dibentuk menjadi profesional dan membanggakan. Apalagi, e-Sport telah menjadi salah satu cabang olahraga baik untuk even nasional maupun internasional.

Read More

Dengan dasar itu, kemudian dibentuklah Asgard Academy yang merupakan rumah bagi para gamers di NTT. Yang menjadi inisiator terbentuknya Asgard Academy adalah Bobby Damanik. Dia merupakan pimpinan PT. Djarum perwakilan NTT yang punya perhatian besar terhadap perkembangan e-Sport di NTT.

Dalam acara pembukaan Asgard Academy, Sabtu (14/8/2021) kemarin, Bobby Damanik mengatakan bahwa dibentuknya Asgard Academy berawal dari mimpi. Mimpi itu ialah dapat membawa e-Sport NTT ke tingkat nasional, bahkan internasional. Apalagi menurutnya, NTT punya gamers yang sangat berbakat.

Untuk mewujudkan itu, jelas Damanik, melalui Asgard Academy mulai mrnggagas konsep, strategi serta promosi. Selain itu, kolaborasi dengan berbagai pihak juga dilakukan, termasuk dengan Julie Sutrisno Laiskodat selaku Ketua Dekranasda NTT yang selalu memberikan dukungan positif terhadap perkembangan e-Sport NTT.

Dalam semangat Kemerdekaan Indonesia ke-76, jelas Damanik, Asgard Academy mengadakan pelatihan bagi para gamers selama 3 bulan. Para gamers nantinya, kata dia, akan dididik menjadi lebih profesional dengan mengasah kemampuannya, sehingga dapat bersaing di kancah nasional.

“Ada 63 gamers yang ikut dalam Asgard Academy. Termasuk di dalamnya juga ada gamers perempuan. Mereka akan mengikuti semua rangkaian pelatihan sepanjang 3 bulan kedepan,” ungkap Bobby Damanik.

Dia menjelaskan, meskipun di Asgard Academy khusus untuk e-Sport atau dunia game, namun tidak akan lepas dengan yang namanya tenun ikat. Menurutnya, para gamers yang dididik melalui Asgard Academy, tidak saja untuk gamers profesional, tetapi harus dibarengi dengan kemampuan untuk mempromosikan kebudayaan NTT, khususnya tenun ikat.

“Bagi kami, e-Sport NTT tidak lepas dari tenun ikat. Khususnya anak-anak muda mesti memperkenalkan budaya NTT ini lewat berbagai hal, termasuk dunia game sekalipun,” katanya.

Dia menambahkan, para gamers yang bergabung dengan Asgard Academy akan mengikuti berbagai tahapan pelatihan mulai dari martikulasi, pelatihan, hingga nantinya akam diikutsertakan dalam berbagai even di luar NTT. Semuanya akan terseleksi selama 3 bulan kedepan.

“Kami berharap melalui Asgard Academy bisa melahirkan gamers yang bis mengharumkan nama NTT di Indonesia dan internasional,” pungkasnya.

Asgard Academy sendiri mendapat dukungan yang luar biasa baik dari Dekranasda NTT, Pengurus Wilayah e-Sport Indonesia (ESI) NTT dan Kota Kupang, serta puluhan sponsor yang ikut andil mendukung pembentukan para gamers menjadi profesional. (*BN/AM)

Related posts