Bank NTT Raih 2 Penghargaan Bergengsi dari BI

  • Whatsapp
Dirut Bank NTT saat menerima penghargaan. (Foto: istimewa)

KUPANG, BN – Bank NTT menerima dua penghargaan bergengsi dari Bank Indonesia (BI) dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (30/11).

Dua penghargaan diterima oleh Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho, yakni penghargaan sebagai Kas Titipan BI Terbaik di Daerah 3T, dan penghargaan sebagai Bank Terbaik dalam FMI (Financial Market Inklusion) untuk Kategori Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI) 1 dan KBMI 2.

Read More

Saat ini, Bank Indonesia memilki 9 kas titipan di NTT yakni di Belu, Sikka, Ende, Manggarai, Lembata, Alor, Belu, Sumba Timur, Sumba Barat, dan Manggarai Barat.

Pemberian penghargaan disaksikan oleh Presiden Jokowi, menteri dan duta besar negara sahabat. Hadir pada kesempatan Kapolri, Kasal, Pangdam Jaya, Penjabat Gubernur DKI Jakarta.

Selanjutnya, Menko Bidang Perekonomian, Menteri Pertanian, Menteri Kominfo, Menteri Perhubungan, Menkeu. Hadir juga Bank Indonesia dan kantor oerwakilan, para gubernur, pimpinan OJK.

Dalam keterangannya, Dirut Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho mengatakan, penghargaan ini sebagai apresiasi juga untuk semua jajaran pejabat dan insan Bank NTT. “Pencapain ini hanya karena Kemurahan Tuhan bagi kita semua di Bank NTT yang terus bekerja mengabdi dan melayani dalam ketulusan, kejujuran dan kesungguhan secara cerdas dan tak kenal lelah,” ujarnya.

Menurutnya, penghargaan dari BI adalah regulator perbankan di Indonesia ini menjadi pengakuan terhadap kinerja Bank NTT di forum sekelas Bank Indonesia tersebut.

Investasi dan Ekspor 2023 akan Sulit

Pada Acara PTBI tersebut, Presiden Joko Widodo memprediksi upaya meningkatkan nilai ekspor dan menggaet investasi pada 2023 tidak akan semudah tahun ini. Pasalnya, di 2023, banyak negara diproyeksikan akan mengalami resesi. Sebagaimana diketahui, negara-negara tujuan ekspor sekaligus penyumbang investasi utama seperti Tiongkok dan Amerika Serikat masih dilanda berbagai persoalan.

Saat ini, Tiongkok kembali lockdown akibat penyebaran covid-19 sehingga akan berimplikasi pada perekonomian setempat. “Ini akan menjadi persoalan karena ekspor kita ke sana gede banget,” ujarnya.

Di Amerika Serikat, masalah timbul adalah inflasi, sehingga The Fed terus mengerek naik suku bunga acuan yang secara otomatis akan mengerem pertumbuhan.

“Artinya ekonomi pasti akan melemah. Pelemahan ekonomi pasti. Resesinya kapan? tinggal ditunggu saja. Kita tunggu saja, tapi pelemahan ekonomi pasti,” jelasnya.

Menurutnya, 2021, pemerintah bisa mencapai target investasi yang dicanangkan yakni sebesar Rp900 triliun. Pada 2022 ini, investasi ditetapkan, yakni Rp1.200 triliun, dan sudah terealisasi.

“Menarik investasi di tahun depan tidak akan semudah seperti 2021 dan 2022. Tahun depan target Rp1.400 triliun itu bukan angka yang kecil. Itu akan sulit karena semua negara berebut investasi,” tuturnya.

Karena itu, presiden mendorong seluruh menteri, kepala lembaga dan kepala daerah untuk mendorong konsumsi dalam negeri. Ia pun meminta agar pasokan dan harga semua bahan pokok dapat dijaga dengan baik, agar pertumbuhan ekonomi sesuai dengan target yang sudah ditetapkan. (*/BN)

Related posts