KUPANG, BN — Janji kampanye pasangan Christian Widodo–Serena Cosgrova Francis soal menghadirkan “Pojok Aduan” bukan sekadar slogan politik. Rabu sore (11/6/2025), halaman rumah jabatan Wali Kota Kupang menjadi forum terbuka, tempat warga menyampaikan keluh kesah langsung kepada pemimpinnya.
Forum ini menjadi bagian penting dari pelaksanaan program 100 hari kerja Pemerintah Kota Kupang, yang dirancang untuk membuktikan bahwa janji bukan sekadar ucapan. Melalui forum ini, pemerintah menegaskan satu hal penting: bahwa mereka hadir untuk mendengar, dan yang lebih utama, bertindak nyata menanggapi kebutuhan warga.
Wali Kota dr. Christian Widodo, didampingi kepala perangkat daerah dan Direktur Perumda Air Minum, duduk bersama warga Kelurahan Kelapa Lima, dari Ketua RT hingga kader posyandu. Tak ada sekat. Yang dibicarakan pun jauh dari basa-basi. Lampu jalan mati, proyek molor, sampah menumpuk, honor kader yang tak cair, hingga soal keamanan taman kota.
Beberapa aduan langsung dijawab dengan perintah teknis di tempat. Seperti saat Yunias Massie, Ketua RT 22, menyampaikan soal lampu jalan yang mati dan belum direspons pihak kelurahan. Wali Kota langsung minta titik lokasi dan dokumentasi dikirim ke Dinas PU melalui Bagian Protokol. Bahkan, dijanjikan nomor kontak resmi OPD agar penanganan lebih cepat.
Ketua RT 23, Yanto, menyuarakan keterlambatan proyek drainase dan kebutuhan puskesmas baru. Wali Kota menjelaskan proses lelang sudah berjalan dan desain saluran akan diperbaiki. Untuk puskesmas, tiga titik usulan sudah dicatat dan akan dikaji dalam waktu satu minggu.
Elias, warga Tamnos, mengeluhkan taman kota yang gelap dan rawan. Tanggapannya cepat: akan dipasang lampu hias dan petugas Satpol PP akan berjaga tiga shift setelah kantor jaga direnovasi.
Keluhan juga datang dari Merry Wabang, kader Posyandu Permata Ibu Tujuh. Ia menyampaikan bahwa dana Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan honor kader Wolbachia belum cair. Wali Kota merespons dengan komitmen bahwa pencairan triwulan I dimulai hari itu juga, insentif kader dinaikkan dari Rp150.000 ke Rp200.000 per kegiatan, dan akan ditingkatkan lagi dalam APBD 2026.
Sementara itu, seorang warga RT 23 mengangkat persoalan trotoar rusak akibat parkir liar di depan SD Bertingkat Kelapa Lima. Christian langsung perintahkan Satpol PP menindak tegas tanpa pandang bulu.
“Pemerintah yang baik itu bukan cuma mendengar. Tapi hadir, dan menjawab,” tegas Christian dalam penutup dialog.
Ia menyampaikan apresiasi atas cara warga menyampaikan aspirasi secara tertib, sekaligus mengumumkan bahwa forum semacam ini akan diadakan secara rutin tiap minggu, dan akan ada hotline aduan resmi yang langsung terhubung ke OPD teknis.
Dialog ditutup dengan santap sore bersama pangan lokal, simbol kebersamaan yang menjadi semangat program ini: hadir, mendengar, dan bertindak bersama rakyat. (*/BN)