KUPANG, berandanusantara.com – Nama Christin Prima Mery Rajagukguk, Wanita cantik Kelahiran 23 Maret 1993 ini diam-diam menyimpan potensi yang luar biasa, khususnya cabang olahraga bela diri Kempo. Prestasi gemilang yang ia raih dan masih tetap dipertahankan ini bersumber dari dukungan keluarga, orang tua dan adik-adiknya. Ia meyakini bahwa semua yang terjadi dalam kehidupannya karena rencana Tuhan. Karena itu, demi orang tua dan masa depan, ia tetap mempertahankan prestasi itu, dalam pengertian prestasi dan prestise harus sejalan.
Terlahir dari campuran ayah dari Batak dan ibu Sabu, ia mampu bekerja keras dan terus mengangkat nama besar keluarga ini. Batak dan Sabu. Satu prestasi yang luar biasa ia berhasil meraih juara satu dalam cabang olahraga Kempo di ajang Sea Games Myanmar pada tahun 2013 yang lalu.
Christin, demikian sapaan akrabnya ketika ditemui di kediaman, Jl. Hans Kapitan, Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang, ia mengungkapkan bagaimana sepak terjangnya mempertahankan posisi itu sampai terakhir bisa meraih satu medali emas di Mnyammar.
“Luar biasa lah. Namanya juga perjuangan. Vinal waktu itu lawannya dari Vietnam dan saya mampu kalahkan dia. Semua ini karena doa orang tua, keluarga, adik-adik dan para pelatih. Terutama Tuhan yang memberikan kekuatan kepada saya”, kata, alumni Universitas Kristen Artha Wacana Tahun 2015 ini.
Christin yang saat ini sementara melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Negeri Jakarta Jurusan Manajemen Olahraga kepada media ini menjelaskan, prinsip uata dalam bela diri Kempo sebetulnya didasari pada konsistensi dan disiplin dalam berlatih. Kempo mengutamakan kecepatan, kekuatan, ketepatan, ketenangan, konsentrasi. Jika ini tidak ada dalam diri seorang atlit, maka semuanya akan menjadi sia-sia.
Ia menambahkan, dalam rangka menghadapi PON yang akan berlangsung di Bandung, bulan september mendatang dirinya sementara memfokuskan diri dalam berlatih sehingga hasil yang akan diraih bisa memuaskan.
“Saya akan berupaya mempertahankan prestasi pra PON kemarin dan tampil lebih maksimal di Bandung nantinya. Pelatih saya, Sense George Hadjoh, Simpai Alfons Theodorus, Simpai Samuel Untung dan Simpai Melki Blegur sudah cukup memberi dukungan yang maksimal dan saya optimis untuk itu”, jelas wanita cantik berusia 22 tahun ini.
Mengakhiri perbincangan dengan media, ia meminta dukungan dari berbagai pihak agar kegiatan PON yang akan berlangsung di Bandung nama NTT bisa lebih baik, khususnya cabang olahraga Kempo. (tim)