KUPANG, berandanusantara.com – PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) tak henti-hentinya melakukan berbagai terobosan demi memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat. Kali ini, Bank NTT memfokukuskan perhatian kepada pembangunan ekonomi di pedesaan.
Bagi Bank NTT, pemberdayaan masyarakat dan pengembangan desa merupakan salah satu cara dalam penyelesaian masalah taraf hidup dan masalah ekonomi masyarakat desa. Oleh karena itu, Bank NTT merasa perlu untuk membentuk dan mengembangkan desa binaan di seluruh kabupaten/kota di NTT.
Desa binaan yang dibentuk menuntun kehidupan masyarakat desa ke arah yang lebih sejahtera lewat upaya peningkatan ekonomi, kemandirian desa, peningkatan kondisi sosial ekonomi, mempermudah akses informasi tentang berbagai potensi unggulan, serta melahirkan UMKM yang menjalankan dan mengelola usahanya hingga tumbuh dan berkembang menjadi usaha mandiri dan berprestasi.
Dengan dasar itu, Bank NTT menyelenggarakan program Festival Desa Binaan Bank NTT di seuruh kantor cabang yang ada di provinsi NTT. Festival ini merupakan implementasi dari misi Bank NTT yaitu “Pelopor Penggerak Ekonomi Rakyat” dan “Menggali Sumber Potensi Daerah untuk diusahakan secara Produktif bagi Kesejahteraan Masyarakat NTT”.
Direktur Utama Bank NTT, Harry Aleksander Riwu Kaho menjelaskan, Bank NTT mencoba membangkitkan gairah ekonomi desa dengan identitasnya masing-masing sehingga memiliki daya saing, terutama saat masuk dalam dunia digital dan dunia global, desa-desa yang ada di NTT mampu berkompetisi.
“Kami sangat mengharapkan agar desa-desa binaan ini mampu berkompetisi secara sehat, memiliki nilai yang beda serta memiliki nilai unggul untuk ada dalam berbagai keadaan,” ungkap Riwu Kaho dalam press conference, Selasa (20/4/2021), di aula lantai 5 Kantor Pusat Bank NTT.
Dia menjelaskan, Festival Desa Binaan Bank NTT dilaksanakan pada 1 April—1 Juni 2021, dan dalam kurun waktu tersebut, desa-desa binaan akan dinilai oleh Tim Juri dengan kriteria-kriteria yang ditentukan. Desa yang menjadi pemenang, menurut Riwu Kaho, adalah desa yang memiliki karakteristik khusus dan beda dengan desa-desa lain yang ada di NTT.
“Jadi lewat Festival Desa Binaan Bank NTT ini tidak saja membuat desa menjakdi maju dan modern, tetapi memiliki wawasan yang sangat luas, baik akses terhadap dunia perbankan, pasar, maupun dalam pelestarian budaya, alam dan lingkungan sekitarnya,” jelas Harry Aleksander Riwu Kaho yang saat itu didampingi Direktur Pemasaran Kredit, Paulus Stefen Messakh.
Salah satu Dewan Juri Festival Desa Binaan Bank NTT, Dr. James Adam menjelaskan, program Bank NTT ini merupakan bagian dari proses pemulihan ekonomi daerah. Apalagi menurutnya, jika dianalisis, pergerakan ekonomi di provinsi NTT terbilang cukup lambat. Beruntung, kata James, Indonesia bahkan NTT tidak mengalami resesi secara menyeluruh pascapandemi.
“Jadi program Bank NTT ini sangat baik untuk mendukung sekaligus menggenjot berbagai potensi unggulan di desa dalam rangka memajukan ekonomi rakyat setempat,” katanya.
Untuk program tahun 2021 ini, jelas Dr. James Adam, meskipun kantor cabang Bank NTT berjumlah 23, namun terdapat 47 desa yang diikutkan dalam Festival Desa Binaan Bank NTT tahun 2021 ini. Hal ini, jelas dia, karena dari seluruh kantor cabang di NTT, ada yang mengikutsertakan lebih dari satu desa dengan berbagai jenis usaha masing-masing yang akan dinilai.
“Dari seluruh desa peserta, sebanyak 18 desa memiliki usaha di bidang pariwisata. Ada juga 5 kantor cabang yang tidak mengikutsertakan bidang pariwisata, namun yang diikutkan adalah bidang pertanian, peternakan dan perikanan,” jelasnya.
Dalam Festival ini, Bank NTT menyiapkan hadiah bagi desa pemenang dalam bentuk tabungan yakni: juara 1 Rp250 juta, juara 2 Rp150 juta dan juara 3 Rp100 juta. Selain itu, bagi para pemenang juga akan diberikan bantuan pengembangan dan perbaikan sarana dan prasarana menjadi usaha yang mandiri. Bantuan tersebut dalam bentuk Coorporate Social Responsibility (CSR)
Sementara Dewan Juri yang ditunjuk dalam Festival Desa Binaan Bank NTT tahun 2021 diantaranya; Handrianus P. Asa (Regulator/Bank Indonesia), Dony Prasetyo (Regulator/OJK NTT), Abraham Paul Liyanto (Ketua KADIN provisni NTT), Dr. James Adam (Akademisi), Joni Lie Rohi Lodo (Dinas Pariwisata & Ekonomi Kreatif NTT), serta Stanley Boymau (Konsultan Humas Bank NTT). (*BN/AM)