Jelang Pemilu 2024, FKUB Alor Serukan Pesan Damai

  • Whatsapp
Ketua FKUB Alor, Pdt (Emr) Yakobus Pulamau,S.Th., Ketua MUI Alor, Muhamad Bere,SH., Ketua Parisada Hindu Dharma Alor, I Made Wata,SE. (Foto: istimewa)

KALABAHI, berandanusantara.com – KETUA Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Alor, Pdt. (Emr) Yakobus Pulamau,S.Th meminta semua pihak di daerah ini, baik Politisi, Penyelenggara Pemilu, Pemerintahan Daerah dan masyarakat secara umum agar menyikapi pelaksanaan berbagai tahapan Pemilu yang sudah dimulai, menyongsong Pemilu Legislatif, Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden maupun Pemilihan Kepala Daerah pada Tahun 2024 mendatang secara aman dan damai.

“Sekarang ini sedang diadakan pendaftaran dan verifikasi Partai Politik yang ingin menjadi peserta Pemilu. Saya kira ini sesuatu yang baik. Yang namanya pendaftaran dan verifikasi, bisa terjadi ada Parpol yang masuk (lolos sebagai peserta Pemilu), ada yang tidak. Kewenangan ada di KPU dan lembaga terkait yang menentukan dalam proses pendaftaran dan verifikasi Parpol itu, sehingga kalau ada Parpol yang belum bisa masuk juga harus menerimanya secara baik. Kami berharap tidak boleh ada hal-hal yang membuat keadaan masyarakat menjadi terganggu,”himbau Pulamau.

Read More

Lebih jauh mantan Ketua KPWK dan Ketua Klasis Alor Barat Laut ini berpendapat bahwa di masa yang sulit ini, semua pihak harus menjaga suasana kondusif, agar aktifitas masyarakat bisa bertumbuh dengan baik. Kalau, lanjut Pulaumau, kita melakukan hal-hal yang membuat kenyamanan menjadi terganggu, tentu akan merugikan semua pihak.

“Alor ini daerah yang rukun, toleran, masyarakatnya bersaudara dan bersahabat, jadi jangan karena persoalan politik, lalu kita ada dalam sebuah kondisi yang saling menghancurkan. Kami juga mendoakan agar pergumulan Pemilihan Umum nanti, berjalan dengan baik, prosesnya mulai sekarang, sampai Tahun 2024,”tegas Pulamau.

Kepada semua masyarakat, Pulamau berpesan agar jagan gampang dipengaruhi. Ia berpendapat, masyarakat harus berpikir netral, supaya semua aktifitas kehidupan berjalan dengan sebaik-baiknya.

“Jangan terlalu fanatik dengan partai (Partai Politik) lalu menghancurkan orang lain. Apalagi menghancurkan persahabatan, persaudaraan, dan tatanan kehidupan bermasyarakat,”pesan Pulamau.

Menurutnya, kalau bicara Pemilu, maka cukup bicara Pemilu, jangan benturkan Pemilu dengan agama, adat, budaya dan sebagainya. Bagi Pulamau, hal itu akan membuat kita tidak bisa maju.

“Apalagi kalau kita melihat orang tertentu, mewakili agama tertentu. Saya kira itu yang tidak baik. Jadi tidak boleh benturkan Pemilu dengan agama,”tandas Pulamau.

Himbauan senada dikemukakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Alor, Muhamad Bere,SH., kepada wartawan di kediamannya, kawasan Moepali-Kalabahi kemarin. Mantan Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kabupaten Alor ini mengakui bahwa tahapan Pemilu sudah dimulai, ditandai dengan pendaftaran Parpol peserta Pemilu untuk selanjutnya diverifikasi oleh KPU dan lembaga terkait lainnya.

Itu artinya, ujar Bere, baik Pemilu Legislatif, maupun Pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI sudah mulai berjalan. Dengan demikian, lanjut Bere, MUI berkewajiban untuk selalu dan senantiasa menghimbau masyarakat yang ada di daerah ini, agar tetap menjaga kekompakan dan kebersamaan, dalam menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat.

“Daerah ini sudah aman, saling menjaga antara satu kelompok dengan kelompok yang lain selama ini, sehingga selalu terjaga dengan baik. Kami berharap agar kondisi ini tetap terjaga sampai dengan Pemilu pada Tahun 2024 mendatang. Masyarakat agar tidak berkelompok untuk memihak kepada si A, si B dan si C, tetapi mari ikuti mekanismenya, ikuti dan taati aturan-aturan yang dikeluarkan oleh para Penyelenggara Pemilu,”tegas mantan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Alor ini.

Ia juga mengajak semua stakeholder di daerah ini agar sama-sama menjaga keamanan dan ketertiban di daerah ini, sehingga Pemilu yang direncanakan atau yang sudah dijadwalkan itu berjalan sebagaimana kita harapkan bersama. Muhamad Bere juga mengingatkan seluruh umat beragama, apakah Islam, Kristen, Hindu, Budha, agar sama-sama menjaga kebersamaan, karena daerah ini dianggap sebagai daerah yang tingkat toleransinya luar biasa, jangan sampai ternoda.

“Jangan sampai karena politik, kita terpecah belah antara satu kelompok dengan kelompok yang lain, karena kepentingan politik,”tandas Bere.

Sementara itu, sebagai politsi Partai Golkar dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Alor, Sulaiman Singhs,SH menghimbau semua pihak dan seluruh masyarakat di daerah ini, agar dalam menghadapi tahapan Pemilihan Umum Legislatif yang sudah dimulai dengan pendaftaran dan verifikasi Parpol peserta Pemilu 2024, agar tetap menjaga suasana yang kondusif.

“Sebagai unsur Penyelenggara Pemerintaha di Kabupaten Alor, saya menghimbau agar tahapan Pemilu ini berjalan dengan baik sampai pada penetapan Parpol peserta Pemilu. Menyangkut verifikasi faktual yang nanti dijalankan KPU, semuanya akan berjalan dengan baik sampai tahap Pendaftaran Caleg dan lain-lain, maka kita semua sebagai pelaku politik maupun masyarakat umum, tidak hanya di kota, tetapi di desa, di kampung-kampung, di kepulauan juga berkewajiban untuk menciptakan suasana yang kondusif,”himbau Singhs.

Anggota DPRD Alor tiga periode ini berpendapat, bahwa suasana aman, nyaman dapat memberikan ruang gerak yang cukup baik bagi penyelenggara Pemilu dalam melaksanakan fungsinya secara baik. Menurutnya, kesadaran politik masyarakat Kabupaten Alor tidak diragukan lagi, karena pengamatannya pada Pemilu 2019, partisipasi politik masyarakat Kabupaten Alor dalam mengikuti Pemilu mencapai 80-an persen. Karena itu Singhs optimis, masyarakat Kabupaten Alor juga akan mensukseskan Pemilu 2024 demi melahirkan tokoh-tokoh yang menjadi anggota legislatif, tokoh yang menjadi Presiden RI, maupun tokoh-tokoh yang maju bersaing pada Pilkada 2024. (*/BN)

Related posts