
KUPANG, berandanusantara.com – Gugus tugas penanganan covid-19 pemerintah provinsi NTT, Jumat (3/4/2020), pukul 14.00 Wita, mencatat jumlah orang dalam pemantauan (ODP) di NTT cenderung menurun dalam beberapa hari terakhir.
Karo Humas Setda NTT yang juga Juru bicara covid-19 NTT, Marius Ardu Jelamu, menjelaskan, Jumlah ODP saat ini 655, yang selesai masa pemantauan 112 orang dan sementara dirawat di rumah sakit lima orang.
“Jumlah ODP ini menurun dari sebelumnya 774 orang,” ungkap Marius Ardu Jelamu didampingi Kasubag Pers, Valeri Guru.
Marius menjelaskan, lima orang yang sedang dirawat masing-masing di RSUD Prof. DR. W. Z. Yohanes Kupang dua orang, RSUD Ben Mboi satu orang, RS Siloam Kupang satu orang, serta RS Ende satu orang.
Dijelaskan Marius, pasien dalam pengawasan (PDP) di NTT yang sebelumnya berjumlah 12 orang, saat ini tersisa enam orang, yang sementara dirawat lima orang.
Marius merincikan, kelima orang yang sementara dirawat tersebar di beberapa rumah sakit yakni RS Ende satu orang, RSUD Lewoleba satu orang, RSUD Kalabahi tiga orang, isolasi di rumah satu orang.
“Yang sembuh empat orang dan meninggal dunia dua orang. Sementara sampel yang dikirim 38, 13 diantaranya negatif dan 25 lainnya masih menunggu hasil ,” jelas mantan kadis pariwisata provinsi NTT ini.
Sementara Marius juga mengimbau kepada seluruh masyarakat NTT agar bisa mewujudkan solidaritas kemanusiaan, terutama dengan tidak mengucilkan siapapun yang masuk kategori ODP dan ODP, bahkan positif covid-19 sekalipun.
“Ini adalah bencana kemanusiaan. Oleh karena itu, sebagai sesama manusia harus saling memberikan dukungan moril, materil serta harapan. Semuanya harus bersolider dalam kemanusiaan,” imbaunya.
Marius menambahkan, bentuk dukungan bisa diberikan adalah berkoordinasi dengan jajaran pemerintahan paling bawah–RT, RW, Lurah, ataupun Kepala Desa–melaporkan siapa saja yang masuk kategori ODP, kemudian melaporkan ke para medis setempat.
“Jadi lewat cara itu, orang yang masuk kategori ODP bisa diisolasi selama 14 hari, kemudian dipantau kesehatannya. Jangan mengucilkan mereka, jangan juga menganggap mereka pembawa bencana,” pungkasnya. (AM/BN)