KUPANG, BN – Manajemen PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) di bawah kepemimpinan Yohanis Landu Praing, terus berupaya memperbaiki kinerja keuangan agar terus mengalami perumbuhan secara positif.
Berbagai upaya tersebut sedikit demi sedikit telah menampakan hasil yang baik. Hal ini bisa terlihat dari kenaikan laba, dana pihak ketiga, serta terjadinya peningkatan aset dari sebelumnya.
Hal tersebut memang wajib dilakukan, apalagi bank bermoto “Melayani Lebih Sungguh” itu sempat terancam turun status menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Belum lagi target pemenuhan Modal Inti Minimum (MIM).
“Saya tegaskan Bank NTT tidak akan turun menjadi BPR,” tegas Yohanis Landu Praing, saat konfrensi pers kantor pusat Bank NTT, Kamis (14/11/2024).
Menurutnya, langkah taktis yang diambil adalah berkolaborasi dengan Bank Jatim untuk memenuhi modal inti yang ditentukan oleh OJK sebesar Rp3 Triliun.
“Teman – teman yang ditunjuk menjadi tim KUB setiap hari berkoordinasi dan melakukan konfirmasi dengan Bank Jatim,” jelasnya.
Labih lanjut dijelaskan, kerja sama yang dilakukan bersama Bank NTT adalah semangat kolaborasi dan sinergi.
“Dengan kerja sama itu Kita bisa memgadopsi hal baik di Bank Jatim,” tandasnya.
Terkait kinerja, Yohanis Landu Praing menegaskan bahwa mulai dari Aset, Kredit dan Funding mengalami kenaikan year on year.
“Yang lebih kelihatan peningkatannya adalah di laba kita. Laba kita naik 53 persen,” terang Yahanis.
Untuk diketahui, target laba yang ditentukan untuk tahun 2024 sebesar Rp231 miliar.
“Capaian kita saat ini sebesar Rp210 Miliar, kami yakin dan percaya samai akhir tahun nanti kita bisa mencapai target, bahkan bisa melebihi pendapatan di tahun 2023,” ungkapnya.
Terkait KUB, kedepan, jika pemerintah daerah melakukan penyetoran modal sebesar Rp7 miliar per tahun, maka dalam 5 tahun akan terkumpul 750 miliar.
“Exit policy bisa dilakukan di tahun kelima, sehingga jika sudah terpenuhi berarti kerja sama kita dengan Bank Jatim sudah selesai,” pungkasnya. (*/BN)
