Kuota Minim, Pengusaha Ternak Merugi

  • Whatsapp
Ilustrasi . (foto: Ryan Tulle/BN)
Ilustrasi . (foto: Ryan Tulle/BN)
Ilustrasi . (foto: Ryan Tulle/BN)

RONDA, berandanusantara.com – Minimnya kuota ternak yang ditetapkan oleh Pemerintah rupanya membawa dampak yang sangat kuat, terutama bagi para pengusaha ternak. Pasalnya, dengan kebijakan ini para peternak lokal menjadi kesulitan untuk menjual ternaknya, sedangkan kebutuhan akan uang pun terus mendesak.

Kuota ternak yang ditetapkan oleh pemerintah untuk tahun 2015 yakni kerbau 331 ekor dan kuda sebanyak 200 ekor. Namun, kuota tersebut tidak sebanding dengan hasil yang dicapai oleh para peternak maupun pengusaha ternak yang ada di Kabupaten Rote Ndao, Nusa tenggara Timur (NTT).

“Ini sungguh merupakan kebijakan yang sangat tidak menguntungkan kami sebagai peternak,” ungkap Yakob, salah satu peternak asal desa Baadale, kecamatan Lobalain, Rote Ndao, saat diwawancara berandanusantara.com, Jumat (7/8/2015).

Menurutnya, saat ini dirinya sangat tersdesak dengan berbagai kebutuhan hidup, termasuk untuk biaya sekolah anak-anaknya. Salah satu harapannya adalah pada usaha ternak yang sudah ditekuninya bertahun-tahun ini. Alhasil, dirinya harus gigit jari dan harus menunggu adanya peluang yang bias dimanfaatkan agar bias mendapatkan uang. Bahkan, anak-anaknya yang harus melanjutkan pendidikan harus terkendala akbibat belum terjualnya ternak.

“Kami tidak bisa berbuat banya saat ini, dan hanya bias menunggu kebijakan yang terbaik dari pemerintah,” katanya.

Hal serupa juga dirasakan oleh salah satu pengusaha yang enggan disebut namanya, dan biasa melakukan pengiriman ternak ke luar Rote Ndao. Menurutnya, dirinya terpaksa harus menerima kenyataan pahit dengan kebijakan pemerintah tentang kuota ternak ini. Disatu sisi, kata dia, populasi hewan terutama kerbau sangat melonjak saat ini di rote Ndao, namun kuota atau jatah pengiriman saat ini dibatasi.

“Mau tidak mau, kami harus pakai uang sendiri untuk memelihara hewan yang dibeli dari peternak, karena jatah pengiriman dibatasi. Baik itu sewa tenaga. Beli makanan ternak dan vaksin,’ ungkapnya kesal.

Kepala Dinas Peternakan Rote Ndao, Ernest Sinlae, ketika dikonfirmasi terkait persoalan tersebut menjelaskan, pihaknya akan segera mencari solusi terbaik bagi para peternak, maupun pengusaha ternak yang ada di Rote Ndao. Salah satu solusi yang telah diupayakan adalah dengan mengajukan surat permohonan penambahan kuota sebanyak 169 ekor kepada pemerintah pusat.

“Dalam waktu dekat mudah-mudahan sudah ada jawaban dari pemerintah pusat, sehingga para peternak maupun penguisaha yang ada di Rote Ndao tidak kesilitan lagi,” ujarnya.

Sementara itu, kepala dinas Peternakan Provinsi NTT, Dani Suhadi, sampai berita ini diturunkan belum berhasil dikonfirmasi. (Ryan Tulle)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *