Lebu Raya Minta Event Berskala Internasional Digelar Setiap Tahun

  • Whatsapp
Gubernur bersama jajaran Forkompinda NTT, para Bupati sedaratan Sumba dalam acara pembukaan parade 1001 kuda di Waingapu. (WB/hms)
Gubernur bersama jajaran Forkompinda NTT, para Bupati sedaratan Sumba dalam acara pembukaan parade 1001 kuda di Waingapu. (WB/hms)
Gubernur bersama jajaran Forkompinda NTT, para Bupati sedaratan Sumba dalam acara pembukaan parade 1001 kuda di Waingapu. (WB/hms)

WAINGAPU, berandanusantara.com – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Frans Lebu Raya meminta kepada seluruh jajaran pemerintah kabupaten, terutama yang berada di tiga pulau besar, yaitu Flores, Sumba dan pulau Timor untuk berupaya menggelar satu event tahunan berskala nasional dan internasional dalam setiap tahun.

Dengan begitu, dapat mengundang wisatawan untuk berkunjung ke NTT dan sekaligus mendukung pembangunan sektor parawisata di provinsi NTT. Permintaan ini disampaikannya ketika membuka dan melepas parade 1001 kuda sandalwood (kuda sumba) yang dirangkai dengan festival tenun ikat tradisional, di Suwembak Matawai, kota Waingapu, Senin (3/7/2017) pagi.

“Kita harus berupaya untuk menjual NTT dalam konteks sektor pariwisata agar dapat memicu perhatian dunia terhadap berbagai potensi yang dimiliki NTT. Misalnya, saat ini lewat parade kuda sandalwood dan festival tenun ikat tradisional dapat mengundang perhatian wisatawan domestik dan mancanegara untuk datang ke NTT,” pinta Gubernur Lebu Raya dihadapan para pejabat yang tergabung dalam Forkopinda NTT, Bupati dan Wakil Bupati Sumba Timur, Bupati SBD, Ketua TP PKK dan Dekranasda SBD, Forkopimda kabupaten Sumba Timur, sejumlah para pimpinan SKPD lingkup pemprov NTT, para undangan serta masyarakat setempat.

Gubernur mengatakan, awalnya telah disepakati bersama untuk menjadikan NTT sebagai provinsi pariwisata dan hal ini seiring dengan kebijakan Presiden Joko Widodo, yakni menjadikan pariwisata menjadi salah satu sektor unggulan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Sebab itu, lanjut Gubernur Lebu Raya, hal yang paling penting adalah harus gencar lakukan promosi. Tanpa promosi maka orang tidak akan mengenal NTT dan marilah jangan segan-segan untuk mempromosikan daerah ini. “Saya selalu minta kepada pimpinan dan anggot DPRD untuk mendukung kegiatan seperti ini. Setiap tahun memangkita harus lakukan promosi sambil mempersiapkan infrastruktur yang baik, seperti jalan, jembatan, sarana air bersih dan perhotelan termasuk menyiapkan kuliner yang menarik wisatawan.

Dijelaskan Gubernur, parade 1001 kuda sandalwood dan festival tenun ikat tahun ini di pulau Sumba memiliki makna penting, terutama selain nantinya dijadikan event tahunan, juga mendorong masyarakat Sumba untuk memelihara dan menjaga populasi ternak kuda agar jangan sampai punah. Sedangkan untuk tenun ikat, tutur Gubernur, terus dilestarikan dan dapat menjadi nilai ekonomi yang dapat mendukung perekonomian masyarakat dan keluarga.

Gubernur Lebu Raya, menilai tenun ikat selana ini dipandang dari sisi sosial budaya dan hendaknya harus ditingkatkatkan pemanfaatannya kearah sisi ekonomi. Misalnya, produk tenun ikat ditingkatkan nilainya menjadi produk turunan yang bernilai ekononi, seperti dompet yang dibuat dari tenun, tempat tisu dari tenun, tas tenun dan lainnya.

Sedangkan Bupati Sumba Timur, Gideon Mbilijora, dalam sekapursirih menyampaikan terimakasih kepada pemprov NTT yang mulai menjadikan Sumba Timur sebagai tempat pembukaan pertama dari rangkaian kegiatan parade 1001 kuda sandalwood dan festival tenun ikat tradisional yang akan berlangsung hingga 12 Juli 2017 pada puncak acara di Tambolaka.

“Sumba Timur yang dikenal dengan kuda sandalwood dan tenun ikat perlu diperkenalkan kembali dan diangkat dan menjadi perhatian dunia internasional. Bagi kami orang Sumba, ternak dan kain tenun merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehiduan sosiL budaya setiap hari dan menunjukan harga diri bagi orang Sumba,” jelas Bupati Mbilijora.

Menurutnya, khusus tenun ikat di Sumba sudah ada sejak masa lampau. Kegiatan menenun bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sandang dan juga dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga.

Kepala Dinas Pariwisata NTT, Marius Ardu Jelamu selaku ketua panitia, mengatakan ada sejumlah branding internasionl yang terdapat di tiga pulau besar di NTT, yaitu selain ada destinasi wisata dan ekonomi kreatif di Flores juga digelar event berskala internsional, seperti Tour de Flores yang dapat menarik minat wisatawan berkunjung ke NTT.

Pulau Sumba, kata Jelamu, telah menciptakan branding baru selain megalitik dan atraksi budaya pasola dan mampu ciptakan branding internasional serta memperkuat branding yang sudah ada seperti parade 1001 kuda sandalwood dan festival tenun ikat pada 12 dan 13 Juli 2017 di Tambolaka.

Dijelaskannya, upaya pemerintah dalam upaya mendatangkan wisatawan domestik dan internasional, melalui berbagai cara dalam memperkenalkan sektor pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan yang akan memperkuat sektor ekonomi di NTT. (WB/Hms)

Related posts