Kefamenanu, berandanusantara.com – Kelangkaan stok obat di Rumah Sakit Umum (RSU) Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT) enam bulan belakangan ini sangat mengganggu pelayanan terhadap pasien.
“Yang ada di rumah sakit itu hanya resep saja, obatnya kita beli di apotik atau klinik, bagaimana pasien mau sembuh kalau seperti ini,” cetus Erna, warga air bak kepada wartawan, Rabu (27/8/2014), di RSUD Kefamenanu.
Erna mengaku masih banyak kekurangan saran prasarana di RSUD Kefamenanu seperti infus dan sarung tangan bahkan kantong plastik kecil untuk simpan obat saja tidak ada.
“Bayangkan sendiri saja kakak kalau hal-hal kecil saja tidak ada, lalu dimana anggaran banyak-banyak yang gulirkan pemerintah pusat? ” tandasnya mengkritik. Ia berharap Pemerintah daerah setempat segera membenahi manajemen RSUD Kefamenanu.
Kelangkaan stok obat di Rumah Sakit Umum (RSU) Kefamenanu ini membuat sejumlah warga melakukan aksi sosial dengan menyumbang uang koin Rp 1.000 untuk disumbangkan kepada pihak RSUD Kefamenanu dalam mengatasi kelangkaan stok obat dan tidak maksimalnya pelayanan kesehatan. Aksi sosial mereka salurkan melalui dua posko yang dibangun di kantor Lembaga Anti Kekerasan Masyarakat Sipil (Lakmas) Cendana Wangi di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Kefa Selatan dan di warung Nabas 76, Jalan Kartini, Kelurahan Kefamenanu Tengah.
Menurut Koordinator aksi, Herisandy Umbu Deta, aksi sosial menyumbang koin Rp 1.000 dari sejumlah warga tersebut dilakukan secara spontan dengan tujuan untuk memberikan sumbangan kepada RSU Kefamenanu dalam mengatasi kelangkaan obat dan buruknya pelayanan kesehatan.
“Aksi sosial kita (22/8/2014) itu, intinya ingin menggugah hati para pejabat daerah maupun pejabat di RSUD agar sigap menyikapi persoalan ini karena menyangkut nyawa orang (pasien). Aksi sosial yang kita lakukan itu, sebelumnya sudah disepakati bersama teman-teman lain melalui grup Facebook Biinmafonews,” jelas Herisandy (23/8/2014) di Kefamenanu.
Oleh karena RSU ini merupakan satu-satunya yang ada di Kabupaten TTU, Herisandy berharap Pemerintah daerah bersama Pihak RSU Kefamenanu segera membenahi nya secara total tak terkecuali manajemen pengadaan obat. Karena obat dan sarana prasarana kesehatan sangat vital bagi para pasien yang dirawat di RSU.
“Bagi kita yang ekonomi sedikit mampu, ya masih bisa beli obat. Bagaimana kalau warga yang ekonominya lemah, mereka akan pasrah dengan kondisi yang ada,” katanya lirih.
Herisandy mengaku merasakan sendiri buruknya pelayanan RSU Kefamenanu, saat mengantar anaknya berobat. Usai anaknya diperiksa dokter, dia hanya diberi resep untuk dibeli di apotek luar dengan alasan apotek dalam rumah sakit stok obat kosong.
Menurut Hendrisandy aksi sosial yang mereka gelar akan terus mereka lakukan sampai pelayanan RSU Kefamenanu normal kembali seperti semula.
Hendrisandy mengaku aksi sosial yang mereka lakukan (22/8/2014) sekira pukul 16.00 Wita itu, total sumbangannya sudah mencapai Rp 213.00.
Dilansir sebelumnya, sejumlah pasien yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Umum (RSU) Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, mengeluh. Sebab, mereka harus mengeluarkan uang hingga jutaan rupiah untuk membeli botol infus, sarung tangan, dan obat-obatan.
Dampak dari kelangkaan obat di RSU Kefamenanu menyebabkan salah satu pasien, Theresia Mbado, warga Dalehi, Kelurahan Maubeli, Kecamatan Kota Kefamenanu, meninggal dunia, Selasa (19/8/2014) sekitar pukul 04.00 Wita dini hari (lius salu)