LARANTUKA, berandanusantara.com – Cagub dan Cawagub Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut 3, Benny K. Harman-Benny A. Litelnoni masih menjalani safari politiknya di zona 4 yang meliputi pulau Flores bagian tengah hingga Alor. Kali ini, pasangan bertagline Harmoni itu menyempatkan diri mengunjungi desa Lamakera, kecamatan Solor Timur, Rabu (28/2/2018).
Menempuh perjalanan menggunakan speed boat dengan waktu tempuh kurang lebih hampir 1 jam, pasangan yang mengusung tema “Kita Bhineka, Kita Harmoni” bersama rombongan akhirnya tiba di pelabuhan Lamakera. Raut wajah gembira nampak di wajah kedua calon pemimpin NTT masa depan itu.
Saat menginjakan kaki di pulau Solor, pasangan Harmoni rupanya telah dinantikan masyarakat. Nampak begitu antusias warga setempat menyambut keduanya bersama rombongan yang merupakan tim sukses dan pimpinan partai politik pengusung paket Harmoni.
Di tepi dermaga, diskusi hangat pun terjadi. Duo Benny yang sudah menyisir daratan Flores nampak tak lelah. Semangat dan optimisme keduanya sangat nampak di wajah dua sosok yang sangat dinantikan itu. Keduanya pun antusias mendengar berbagai aspirasi warga saat itu.
Banyak keluhan yang keluar dari bibir beberapa warga yang berdialog dengan pasangan Harmoni. Namun sebelum dialog itu terjadi, ungkapan rasa bangga warga setempat kepada Harmoni diutarakan. Bangga, karena dengan kesederhanaan dan kerelahan hati, keduanya meluangkan waktu untuk mengunjungi mereka.
“Kami bangga terhadap kedua calon pemimpin ini,” ucap Abdul Karim, salah satu tokoh masyarakat desa Lamakera.
Abdul Karim lalu mulai mengutarakan berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat setempat. Dia menjelaskan, warga desa Lamakera 85 persen berprofesi sebagai Nelayan, sementara sisanya berkebun. Artinya, mayoritas warga menggantungkan hidupnya di laut.
Namun, jelas dia, beberapa waktu terakhir warga setempat mengalami kesulitan akibat aturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI tentang larangan penangkapan ikan Pari. Padahal menurutnya, hasil Pari selama ini digunakan untuk membiayai kebutuhan hidup dan sekolah anak-anak.
“Nelayan di sini selalu diawasi oleh aparat yang selalu berpatroli di laut,” ungkap dia.
Hal lain yang menjadi keluhan adalah fasilitas, khususnya alat tangkap. Hal ini diutarakan Haji Ahmad. Menurutnya, sudah beberapa kali dia melakukan pinjaman di bank, lantaran kesulitan uang untuk membiayai anaknya yang sedang kuliah di Makasar.
“Saya sebagai Nelayan saag ini meminjam uang di Bank sebesar Rp 35 juta selama dua tahun,” ungkap Haji Ahmad.
Selain itu, yang mencuat dalam dialog BKH -Litelnoni bersama warga desa Lamakera adalah pelayanan kesehatan. Di desa tersebut hanya ada ada satu Puskesmas dan satu orang tenaga medis. Warga setempat mengharapkan agar Paket Harmoni bisa meningkatkan pelayanan kesehatan di Lamakera.
Mendengar keluhan itu, Cagub Benny K. Harman berjanji akan memperhatikan semua persoalan yang telah disampaikan, apabila kelak dipercaya masyarakat memimpin NTT. Dia juga berjanji akan kembali ke Lamakera. “Kami pasti kembali ke sini,” ungkap BKH, sapaan akrabnya. (AM/tim)