Perspindo III Dukung Pemberdayaan Wanita Secara Aktif

  • Whatsapp
Lucia Adinda Lebu Raya saat menjadi Narasumber didampingi Ruth Deny Wuwungan, ketua Perspindo III Cabang Tenau Kupang selaku moderator (dok persipindo)
Lucia Adinda Lebu Raya saat menjadi Narasumber didampingi Ruth Deny Wuwungan, ketua Perspindo III Cabang Tenau Kupang selaku moderator (dok persipindo)
Lucia Adinda Lebu Raya saat menjadi Narasumber,  didampingi Ruth Deny Wuwungan, ketua Perspindo III Cabang Tenau Kupang selaku moderator (dok persipindo)

KUPANG, berandanusantara.com – Dalam rangka memperingati Hari Kartini tanggal 21 April, Perspindo III (Persatuan Istri Pegawai Pelindo III) Cabang Tenau Kupang menggelar acara seminar yang bertemakan Aku; Wanita dan Perannya , pada Selasa (21/04).  Acara yang diadakan di Hotel Aston Kupang ini bekerjasama dengan ibu-ibu dari IIP (Ikatan Istri Pegawai) BUMN, dengan mengundang narasumber Lusia Adinda Lebu Raya yang merupakan istri gubernur NTT, Frans Lebu Raya.

Para peserta yang sebagian besar merupakan kaum hawa terlihat sangat antusias dalam mengikuti acara tersebut. Hal ini dapat dilihat dari kesiapan peserta dalam menampilkan baju adat yang merupakan dresscode acara hari itu. Acara peringatan Hari Kartini yang cukup meriah ini dibuka dengan Tarian Ja’i dan paduan suara yang dibawakan oleh anak-anak dari TK Barunawati, yang kemudian dilanjutkan dengan seminar dan peragaan busana.

Dalam seminarnya, Lusi menguratakan bahwa terdapat ribuan wanita di NTT yang masih terbelakang, dimana wanita hanya berperan di dapur dan selalu menjadi yang kedua dimanapun dia berada. Wanita yang aktif dalam kegiatan pramuka itu juga mengungkapkan bahwa sudah saatnya perempuan maju di depan, bukan terus – terusan menjadi tiyang wingking (orang belakang).

“Peran wanita dapat dimulai dengan memposisikan diri sendiri dahulu, wanita harus memiliki pendidikan yang baik,” papar Lusi.

Saat ini Lusi telah memiliki program yang dapat memajukan peran wanita, di antaranya yaitu Program Penurunan Angka Kematian Bayi dan Program Tenun Ikat.

“Saya heran karena pengrajin tenun di NTT masih banyak yang berada dalam taraf ekonomi yang rendah, padahal kain-kain tenun dari NTT sudah go internasional. Setelah saya telusuri, ternyata para pengrajin tersebut masih terkungkung dengan budaya yang ada, dimana profesi sebagai pengrajin kain tenun bukan menjadi yang utama,” tuutur wanita kelahiran Denpasar tersebut.

Selain itu, masalah pengrajin kain tenun NTT yang kebanyakan wanita tersebut adalah kurangnya jiwa kewirausaahan. Kebanyakan pengrajin tenun merasa cukup jika sudah mendapatkan uang, padahal bisnis kain tenun tersebut dapat dikembangkan lagi.

Ruth Deny Wuwungan, ketua Perspindo III Cabang Tenau Kupang selaku moderator seminar mengungkapkan bahwa Perspindo III Tenau Kupang sudah memiliki rencana untuk melakukan pendampingan dan pelatihan kepada para pengarajin tenun di NTT.

“Kami sudah memiliki rencana untuk mendampingi dan melakukan pelatihan terhadap pengrajin tenun di NTT, dan kami akan mengusahakan untuk membantu para pengrajin dalam memasarkan hasil kerajinannya,’ ungkap wanita yang merupakan istri General Manager Pelindo III Tenau Kupang, Denny L. Wuwungan tersebut.

Acara yang pertama kalinya diadakan di lingkungan Pelindo III Tenau Kupang ini ditutup dengan pengumuman pemenang kontes peragaan busana. Para juara berasal dari ibu-ibu Perspindo III Tenau Kupang, ibu-ibu IIP, dan guru dari TK Barunawati. (Perspindo III Cabang Tenau Kupang)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *