KUPANG, berandanusantara.com – Rumah Potong Hewan (RPH) yang terletak di desa Noelbaki, kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah selesai dibangun sekitar akhir tahun 2016 lalu. Namun, sampai dengan saat ini belum juga ada tanda-tanda penggunaannya. Lalu, apakah RPH bernilai miliaran rupiah ini terancam mubazir?
Dalam kunjungan kerja yang dilakukan oleh Komisi B DPRD kabupaten Kupang, Kamis (28/9/2017) lalu, didapati kondisi RPH Noelbaki yang sama sekali memprihatinkan dan dinilai terancam mubazir. Para Legislator Komisi B ini pun sangat serius menyikapi kondisi RPH Noelbaki itu.
Ketua komisi B DPRD kabupaten Kupang, Sofia Malelak de Haan pada kesempatan itu mengatakan, dari pengamatan mereka di lokasi RPH Noelbaki sama sekali belum didapati adanya tanda-tanda RPH modern itu difungsikan sebagai tempat pemotongan hewan.
Dia juga beranggapan bahwa dari kondisi yang ada ini, masyarakat bisa saja berasumsi bahwa pemerintah kabupaten Kupang tidak serius mengurus RPH tersebut. Padahal, pemerintah provinsi dalam hal ini Dinas Peternakan provinsi NTT sebagai pihak penyedia kegiatan belum melalui tahapan uji fungsi.
“RPH itu dibangun untuk dipakai. Kami tidak butuh bangunan bernilai miliaran rupiah jadi bangunan mubazir,” ujar dia.
Untuk itu, pihaknya mendesak dinas peternakan kabupaten Kupang untuk segera berkoordinasi dengan pemerintah provinsi untuk menyelesaikan persoalan itu. Karena, kehadiran RPH ini sebenarnya dapat memberikan dampak positif bagi pemerintah dan masyarakat kabupaten Kupang.
“Secepatnya pemkab harus segera berkoordinasi dengan provinsi agar RPH ini dapat difungsikan,” tegas Politisi NasDem itu.
Seperti yang dilansir berandanusantara sebelumnya, kepala dinas Peternakan provinsi NTT, Danny Suhadi mengatakan elaksanaan uji fungsi Rumah Potong Hewan (RPH) Noelbaki, kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih terkendala alat pada mesin kalibrasi.
“Tim teknis sudah melakukan pengecekan di lokasi. Ternyata alat pada mesin kalibrasi masih harus dipesan,” ungkap dia.
Meski demikian, sampai dengan saat ini belum juga ada perkembangan hingga Komisi B DPRD kabupaten melihat langsung kondisi RPH Noelbaki. Apalagi didapati juga bagian gedung yang sudah mulai rusak. (*tim)
