KUPANG, berandanusantara.com – Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) dilibatkan dalam Konsultasi Publik Tencana Strategis (Renstra) perumusan program dan kegiatan pembangunan, berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Pendidikan tahun 2021–2026, khususnya di Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kegiatan konsultasi renstra dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Barat secara virtual, yang dibuka secara resmi oleh Bupati Kabupaten Sumba Barat, Yohanes Hade, pada Jumat 29 Oktober 2021.
Bupati Kabupaten Sumba Barat, Yohanes Hade, dalam sambutannya mengatakan, pandemi COVID-19 sangat berdampak bagi roda pemerintah, terutama pada sektor pendidikan di Kabupaten Sumba Barat.
“Kondisi ini sangat menuntut kita untuk bekerja keras, khususnya bagi guru, orang tua dan Dinas Pendidikan, untuk memotivasi anak, agar semangat dalam mengikuti pembelajaran secara tatap muka terbatas,” jelasnya.
Menurutnya, terdapat 35.000 lebih siswa menempuh pendidikan formal di 304 satuan pendidikan, yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Sumba Barat, dari jenjang PAUD, SMP dan MTS.
“Anak-anak ini akan memasuki jenjang produktif. Sehingga peluang perlu di persiapkan. Karena sangat penting memastikan bahwa generasi emas di Sumba Barat memiliki kemampuan dan daya saing yang baik untuk menghadapi dunia kerja global saat ini,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Sumba Barat telah berkomitem untuk mewujudkan kehidupan masyarakat Sumba Barat yang maju, berdaya saing, dan berkeadilan, khususnya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang cerdas dan unggul melalui pendidikan yang memadai dan berkualitas.
“Untuk itu saya mengajak kita semua untuk sama-sama membangun Kabupaten Sumba Barat, serta membuat sesuatu yang positif, agar anak kita bisa kembali ke sekolah formal, atau mendapat akses pendidikan ke luar sekolah lainnya,” ujarnya.
Fokus lain dari Pemda Sumba Barat adalah meningkatkan kemampuan literasi, generasi dan pendidikan karakter kepada 31.000 lebih anak yang sedang menempuh pendidikan di sekolah formal.
“Jadi mereka itu berada di jenjang SD dan SMP/MTS, serta memastikan anak-anak untuk tidak drop out, dan tetap mendapatkan pendidikan yang berkualitas,” jelasnya.
Selain itu, kata dia, pihaknya tengah fokus memastikan anak – anak usia dini di Sumba Barat untuk mendapatkan pendidikan di lembaga PAUD, yang tersebar di sejumlah desa dan Kelurahan yang ada di Sumba Barat.
“Karena pendidikan pra sekolah sangat penting. Sebab, pada tahun awal masa kanak-kanak merupakan masa dimana anak mulai membentuk masa kecerdasannya. Anak yang melalui pra sekolah memiliki ketrampilan membaca, dan memiliki kosa kata yang lebih kaya,” terangnya.
Penyusunan Renstra Pendidikan Kabupaten Sumba Barat lebih fokus kepada beberapa bidang utama, yaitu literasi, generasi dan pendidikan karakter siswa.
Sebagai bupati, Yohanes menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah terlibat dalam kegiatan penyusunan Renstra pendidikan Kabupaten Sumba Barat.
“Sehingga saya harap, dokumen itu akan menjadi acuan bersama dalam membangun infrastruktur pendidikan di Kabupaten Sumba Barat. Mari sama-sama kita bangun Sumba Barat ini,” tandasnya.
Direktur INOVASI yang diwakili System and Policy Advisor Basilius Bengoteku menyampaikan terima kasih karena pihaknya telah dilibatkan dalam Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan Sumba Barat.
Menurut Basilius, dalam kehidupan berkeluarga maupun di institusi tata kelolah pemerintahan mengalami perlambatan ritme dinamika perpolitikan, karena pandemi COVID-19.
“Hal yang sungguh serius ini juga terjadi pada instansi pendidikan, yang terjadi di seluruh penjuru dunia, khusunya di Kabupaten Sumba Barat,” jelasnya.
Pendidikan merupakan salah satu sektor yang sangat berbeda dengan sektor lain seperti kesehatan, dan sektor pembangunan lainnya. Karena pada kesehatan, jika terdapat pasien yang meninggal bisa langsung diketahui dan ditangani. Tetapi pada sektor pendidikan tidak langsung ketahuan ketika siswa kesulitan membaca, berhitung dan menulis.
“Maka dalam kontes ini, INOVASI hadir untuk bersinergi dalam rencana yang strategis ini, untuk bersama dengan pemerintah daerah Kabupaten Sumba Barat untuk mencari jalan keluarnya,” terangnya.
Dia menyebut, Sumba Barat merupakan kabupaten yang sangat menderita akibat dampak pandemi COVID-19, baik pada bidang literasi, generasi, dan psikososial atau dampak kekerasan dan kesulitan hidup yang dialami.
Dia menjelaskan, melihat perkembangan dunia pendidikan di era sekarang, tingkat kemampuan dan pengetahuan siswa justru mengalami turun kelas (Learning Loss), akibat pandemi COVID yang mengharuskan para siswa mengikuti pembelajaran secara daring.
“Sehingga persoalan yang kita hadapi sekarang segera disikapi, agar para siswa bisa kembali ke sekolah untuk membaca, berhitung dan menulis. Forum konsultasi ini, segera menjadikan inovasi strategis yang akan ditempuh untuk menyelesaikan segala persoalan yang terjadi dan di konkritkan menjadi hal yang penting,” pungkasnya.
Sekeretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Barat, Yehuda Malorung, menjeskan, Renstra Dinas Pendidikan disusun berdasarkan tujuan dan kebutuhan Dinas dari Pendidikan untuk memiliki dokumen Renstra.
Dengan penyusunan Renstra, diharapkan kepada seluruh perangkat daerah Kabupaten Sumba Barat untuk menyepakati dan dipahami oleh seluruh jajaran internal Dinas Pendidikan maupun stake holder secara partisipatif dan terbuka.
“Artinya ada keterlibatan stake holder terhadap isu aktual dan dan permasalahan krusial, serta menjaring aspirasi dan jaringan dari seluruh stake holder,” jelasnya.
Dalam rencana penyusunan Renstra Dinas Pendidikan tahun 2021-2026, pihaknya berupaya bekerja sama dengan tim Inovasi yang merupakan salah satu mitra kerja dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Barat.
“Tujaun yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan Sumber Daya Manusi (SDM) yang cerdas, unggul dan berdaya saing,” harapnya.
Kedepannya, kata dia, pihaknya akan melakukan penguatan literasi dasar bagi para siswa yang ada di Kabupaten Sumba Barat.
“Sehingga Dinas Pendidikan bersama para mitra kerja terus berupaya untuk melakukan kegiatan bagi anak-anak yang dinilai SDM nya masih rendah,” jelasnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Sumba Barat, Emanuel Ani, dalam kesempatan yang sama menegaskan, persoalan tersebut merupakan kewajiban bagi seluruh perangkat daerah untuk menyusun Renstra, agar menjadi acuan dalam mengimplementasikannya pada tahun 2021-2026.
Dia menerangkan, yang harus ditingkatkan di Kabupaten Sumba Barat adalah kualitas pendidikan bagi para siswa, untuk menganalisa kemampuan baca tulis, sehingga masalah itu segera dituntaskan.
“Kita sudah mengentas bebrapa yang buta huruf. Tetapi masih ada sejumlah anak yang belum. Sehingga menjadi penting bagi kita untuk berbicara mengenai hal ini. Dan Berbicara tentang pendidikan, tidak lepas dari aktor kunci dibakiknya, yaitu guru,” terangnya.
Manajer INOVASI NTT, Hironimus Sugi, menyampaikan terima kasih kepada seluruh tim yang sudah berupaya dan bekerja keras dalam menyusun Renstra sehingga dapat dipaparkan oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Sumba Barat.
Menurutnya, seluruh masukan yang disampaikan peserta miting akan diterima menjadi sebuah pembelajaran demi memperbaiki semua Renstra yang telah dikerjakan oleh semua tim.
“Hal itu yang akan diakomodasi dalam waktu dekat ini, sehingga kita bisa melihat beberapa indikator yang akan diperbaiki. Setiap ukuran dan target yang kita sasar ini akan menjadi perhatian dalam penyusunan renstra kali ini dan kedepanya,” pungkasnya. (*BN/)