Siswi SMUN 1 Soe jadi Gubernur NTT Sehari

  • Whatsapp
Ist
Ist
Ist

KUPANG, berandanusantara.com – Impian menjadi Gubernur NTT, merupakan dambaan setiap orang. Berbagai upaya dilakukan demi meraih jabatan paling prestisius ini. Namun demikian, hanya satu dari sekian banyak yang akan terpilih dan mengemban tugas mulia itu.

Sarah Wilhelmina Lenggu, Siswi Kelas III SMA Negeri 1 Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan merupakan salah satu dari sekian banyak anak yang paling beruntung. Pasalnya, Ia terpilih menjadi Gubernur NTT lewat program ‘Sehari Menjadi Gubernur NTT’ yang digelar PLAN International Indonesia. Ia merupakan anak yang terseleksi, berdasarkan kecakapan serta kriteria yang dibuat Plan International, bersama dengan beberapa organisasi kaum muda mitra kerja, seperti Youth Coalition for Girls (YCG).

Selama sehari, Sarah Lenggu akan mengamban tugas Gubernur, dengan memimpin rapat bersama sejumlah Kepala Organisasi Pimpinan Daerah (OPD) Provinsi NTT, guna membahas pencegahan perkawinan usia anak, yang ternyata masih menjadi persoalan di NTT.

“Sebagai anak yang baru berusia 17 tahun, saya merasa bangga karena bisa duduk di kursi Gubernur, ini merupakan suatu kebanggaan luar biasa bagi saya,” ungkap Lenggu, pada portalNTT usai memimpin rapat koordinasi dengan sejumlah pimpinan OPD di ruang rapat kantor Gubernur, Selasa (3/10/2017).

Lenggu mengakui, dalam menjalankan peran sebagai Gubernur masih belum sempurna karena Ia diselimuti perasaan gugup. Namum disadarinya ini merupakan proses belajar yang harus terus diasah untuk menjadi lebih baik.

“Terimakasih kepada Plan dan juga pemerintah provinsi NTT yang telah menyelenggarakan kegiatan ini sehingga semua rangkaian kegiatan bisa berjalan lancar dan sukses. Diluar sana masih banyak teman-teman saya yang mengharapkan untuk bisa sama seperti saya hari ini, untuk itu besar harapan saya pemerintah dan Plan terus melakukan kegiatan ini,” imbuhnya.

Sementara itu, Isni Ahmad, Communications Manager Plan International Indonesia mengatakan setiap tanggal 11 Oktober, komunitas global merayakan Hari Anak Perempuan Internasional (International Day of the Girl) yang merupakan agenda tetap PBB. Agenda tersebut menjadi momentum berharga, guna menunjukkan komitmen semua pihak dalam upaya pemberdayaan dan perlindungan anak perempuan.

Sebagai organisasi hak anak & kemanusiaan, jelas Isni, Plan International Indonesia mengimplementasikan sejumlah program yang relevan, yang mencakup perluasan akses anak perempuan di bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, serta pencegahan pernikahan usia anak.

“Berkaitan dengan perayaan Hari Anak Perempuan Internasional, Plan International Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Propinsi NTT mengadakan event “Sehari menjadi Gubernur NTT”. Event ini sekaligus menunjukkan komitmen pemerintah, khususnya Pemprov NTT, dalam mendukung anak perempuan untuk MAJU (Mau belajar, Jadi pemimpin, Ambil keputusan, Untuk berhasil),” jelas Isni.

Momen perayaan Hari Anak Perempuan Internasional di NTT sengaja dilakukan lebih cepat, karena Gubernur Sehari tersebut nantinya akan mengikuti event Sehari jadi Menteri, yang diadakan pada 11 Oktober nanti di Jakarta. Pada 11 Oktober tersebut, sebanyak 21 anak muda terpilih dari seluruh Indonesia akan berkumpul di Kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA, untuk ‘mengambil alih’ posisi Menteri beserta jajaran KPPPA).

Event serupa juga pernah dilakukan tahun lalu, di mana Menteri Sehari di KPPPA merekomendasikan beberapa hal, salah satunya pencegahan perkawinan usia anak melalui mekanisme perlindungan anak berbasis masyarakat. Plan International Indonesia sendiri sejak tahun 2009 sudah menginisiasi pembentukan Kelompok Perlindungan Anak Desa (KPAD) di semua wilayah kerja atau wilayah dampingannya di Indonesia.

“Kita berharap keberhasilan pencegahan perkawinan usia anak yang dilakukan warga melalui KPAD, bisa dicontoh dan diperluas di seluruh Indonesia,” jelas Isni.
(AM/hms/pln)

Related posts