KEFAMENANU, berandanusantara.com – Yayasan Fahiluka Surya Pertiwi (YFSP) bekerja sama dengan Diaspora NTT yang ada di Jawa Tengah dan Yokyakarta menyalurkan bantuan berupa paket makanan “7 Manfaat dalam 1 Paket” ke empat kecamatan di kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
Keempat kecamatan yaitu kecamatan Biboki Moenleu, kecamatan Insana Utara, kecamatan Biboki Unleu, dan kecamatan Kota Kefamenanu. Sebanyak 125 paket mulai didistribusikan oleh sub tim YFSP sejak Rabu (6/5/2020).
Dari empat kecamatan, salah satu sasaran yakni desa Tuamese di kecamatan Biboki Anleu. Jarak tempuh dari kota Kefamenanu ± 90 KM. Desa ini memiliki potensi alam yang sangat baik yaitu hasil laut, hasil lontar seperti gula dan sopi (minuman beralkohol), serta minyak kayu putih.
Desa ini juga dihiasi dengan kombinasi pemandangan perbukitan yang indah dan pemandangan laut, serta hutan lontar yang mempesona. Namun sangat disayangkan, karena desa Tuamese merupakan salah satu desa yang hingga saat ini belum menikmati cahaya listrik.
Potensi desa ini masih dikelola secara alamiah dan mayoritas penduduk desa ini bekerja sebagai penyadap Lontar dan petani musiman. Desa Tuamese, bersama desa Ponu dan desa-desa di Kecamatan Biboki Anleu lainnya, sudah hampir lima tahun ini gagal tanam dan gagal panen karena rendahnya curah hujan.
Pada tahun 2019 pemerintah desa harus menangani 55 anak yang dinyatakan stunting dengan program makanan tambahan. Pada akhir tahun 2019, Desa ini dan desa lain di seluruh kecamatan Biboki Anleu terserang virus babi yang membunuh hampir semua ternak babi masyarakat.
Belum selesai virus babi, masyarakat kini harus berhadapan dengan COVID 19, dimana terjadi pembatasan sosial yang melumpuhkan perputaran roda ekonomi dalam masyarakat. Pasar-pasar lokal (satu minggu sekali) hanya dibuka hingga jam 10 pagi. Dengan kondisi yang ada ini, muncul banyak komentar masyarakat bahwa, “kami mungkin tidak mati karena corona namun kami mati karena lapar!”.
Bantuan sosial yang digagas dan disalurkan oleh Yayasan Fahiluka Surya Pertiwi dalam tahap pertama ini diprioritaskan bagi para janda, duda, lansia dan penyandang disabilitas. Bantuan ini juga telah memberikan harapan baru bagi mereka bahwa mereka tidak sendiri, tapi punya banyak saudara yang menolong dalam kesusahan.
Para Tetua di Tuamese mengatakan, Ie Ta Lowe Wini Dome Mu’de Pa Dara Djaru (filosofi orang sabu), yang artinya: sangat baik banyak saudara karena memudahkan kita dalam kesusahan.
“Terima kasih kami ucapkan kepada semua donatur yang telah mengulurkan tangan. Biarlah kasih Tuhan melalui para donatur bisa terus tersalur hingga menggapai saudara sekalian yang membutuhkan,” ujar Elisabeth Liu, Ketua YFSP.
“Program Bakti Sosial ini sedang kami persiapkan tahap ke-2 nya, kami membuka pintu bagi saudara-saudara yang ingin berbagi kasih, agar program ini dapat menjangkau lebih banyak saudara kita yang yang hanya untuk makan hari ini saja, harus berjuang setengah mati,” tandasnya. (*am/yfsp)