KUPANG, BN — Di tengah tekanan ekonomi global dan dinamika harga pangan nasional, Kota Kupang berhasil menjaga stabilitas inflasi dan memperkuat pondasi ekonomi daerah. Di balik pencapaian tersebut, ada strategi kolaboratif dan komitmen kuat Pemerintah Kota Kupang untuk mengintegrasikan transformasi digital dalam tata kelola pemerintahan serta memperkuat koordinasi lintas sektor.
Kinerja itu kembali ditegaskan oleh Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, saat membuka High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Kota Kupang Triwulan IV Tahun 2025 di Aula Rumah Jabatan Wali Kota Kupang, Rabu (5/11/2025).
Pertemuan strategis tersebut menjadi forum penting dalam mengonsolidasikan kebijakan ekonomi daerah menjelang akhir tahun, khususnya menghadapi momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang kerap memicu peningkatan konsumsi masyarakat.
Acara dihadiri oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT Adidoyo Prakoso, Kepala BPS Kota Kupang Patrisius Tupen, S.E., unsur Forkopimda, perwakilan perbankan daerah, Bulog, Pelindo, Pertamina, PLN, KADIN, HIPMI, akademisi, dan perwakilan Himpunan Disabilitas Indonesia DPD NTT.
Transformasi Digital
Wali Kota menekankan bahwa transformasi digital bukan hanya pilihan, melainkan kebutuhan mendesak dalam mempercepat reformasi birokrasi dan menciptakan tata kelola pemerintahan yang lebih efisien, transparan, serta akuntabel.
“Kita tidak bisa lagi bertahan dengan cara lama. Dunia sudah bergerak ke arah digital, dan pemerintahan harus menyesuaikan diri. Kalau bisnis saja sudah digital, masa kita masih manual?” tegas dr. Christian Widodo.
Ia menambahkan, Pemkot Kupang telah menggandeng sejumlah bank untuk memperkuat sistem Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD), terutama dalam proses pembayaran pajak daerah, retribusi, serta transaksi belanja pemerintah. Langkah ini diharapkan mampu meminimalisir kebocoran pendapatan dan meningkatkan kecepatan serta akurasi layanan publik.
Menurutnya, digitalisasi bukan hanya tentang perangkat teknologi, tetapi tentang perubahan budaya kerja dan cara berpikir aparatur pemerintah.
“Kita tidak bisa mengubah arah angin, tapi kita bisa mengubah arah layar kita. Dunia sudah berubah cepat, dan kita harus mengikutinya,” ujarnya memberi analogi inspiratif.
Transformasi digital ini juga menjadi pilar penting dalam agenda Kupang Smart City, yang memadukan inovasi, teknologi, dan pelayanan publik berbasis data untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Kinerja ekonomi Kota Kupang sepanjang 2025 menunjukkan arah positif. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kupang, inflasi year-on-year (yoy) pada September 2025 tercatat sebesar 1,75 persen dan sedikit meningkat menjadi 1,87 persen pada Oktober 2025. Angka ini lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi nasional sebesar 2,32 persen, sekaligus menempatkan Kupang sebagai salah satu kota dengan tingkat inflasi terendah di Indonesia bagian timur.
Kondisi tersebut mencerminkan keberhasilan TPID Kota Kupang dalam menjaga keseimbangan antara ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, dan kelancaran distribusi barang.
Kepala BPS Kota Kupang, Patrisius Tupen, menjelaskan bahwa inflasi rendah di Kupang terutama ditopang oleh stabilnya harga komoditas pangan utama seperti beras, cabai merah, dan bawang merah, serta tersedianya pasokan bahan bakar minyak dan transportasi yang terjaga dengan baik.
“Sinergi antara Pemkot Kupang, Bulog, dan pelaku distribusi menjadi faktor utama yang menahan tekanan harga,” ujarnya.
Dalam arah kebijakannya, Pemerintah Kota Kupang terus mendorong berbagai program strategis guna menjaga kestabilan harga dan memperkuat daya beli masyarakat. Sepanjang 2025, Pemkot Kupang melaksanakan sejumlah langkah nyata, antara lain:
- Pasar Murah Bersubsidi — diselenggarakan dua tahap (Maret dan Agustus) dengan total alokasi dana Rp900 juta dari Belanja Tidak Terduga (BTT), menjangkau ribuan warga di enam kecamatan.
- Operasi Pasar dan Sidak Harga — bersama TPID dan Satgas Pangan untuk memantau harga serta memastikan stok barang kebutuhan pokok tetap aman.
- Gerakan Pangan Murah (GPM) — diadakan di berbagai titik kota, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan peringatan HUT RI ke-80.
- Program Gerakan Menanam — melibatkan ASN, pelajar, dan masyarakat dalam budidaya cabai, sayur, serta tanaman pangan cepat panen untuk memperkuat ketahanan pangan lokal.
- Kerja Sama Antar Daerah (KAD) — dilakukan dengan kabupaten sekitar seperti Kupang, TTS, TTU, dan Belu, guna memperlancar rantai pasok komoditas strategis seperti beras, telur, dan sayuran.
Langkah-langkah tersebut memberikan hasil nyata. Berdasarkan laporan TPID, harga bahan pokok di pasar-pasar tradisional seperti Pasar Kasih Naikoten, Pasar Oesapa, dan Pasar Oeba selama triwulan III dan IV relatif stabil, bahkan menunjukkan tren penurunan pada beberapa komoditas seperti bawang merah dan minyak goreng.
Sinergi Pemerintah dan Dunia Usaha
Wali Kota menegaskan bahwa keberhasilan menjaga inflasi tidak lepas dari kolaborasi multi pihak, termasuk dukungan dari perbankan, dunia usaha, dan lembaga distribusi logistik.
“Inflasi tidak bisa dikendalikan oleh pemerintah sendiri. Ini kerja kolektif. Di Pemkot Kupang tidak ada superman, yang ada super team. Teamwork makes the dream work,” ungkapnya.
Dukungan dari sektor swasta juga terlihat dari keterlibatan KADIN dan HIPMI Kota Kupang dalam memperkuat rantai pasok lokal serta mempromosikan penggunaan QRIS dan sistem pembayaran digital di kalangan pelaku UMKM.
Bank Indonesia NTT melalui Kepala Perwakilan Adidoyo Prakoso menyambut baik komitmen Pemkot Kupang dalam mempercepat digitalisasi transaksi daerah. “Kota Kupang termasuk yang paling progresif dalam penerapan ETPD di NTT. Ini menjadi contoh nyata bahwa digitalisasi bisa mendukung stabilitas ekonomi daerah,” ujarnya.
Sambut Nataru
Menjelang Natal dan Tahun Baru 2026, Pemkot Kupang menyiapkan langkah antisipatif agar lonjakan permintaan bahan pokok tidak memicu inflasi baru. TPID berencana meningkatkan koordinasi dengan Bulog dan distributor besar untuk menjamin ketersediaan stok pangan dan bahan bakar.
Wali Kota Christian Widodo optimistis bahwa dengan kerja kolaboratif dan semangat pelayanan publik yang tulus, Kupang akan terus bergerak maju.
“Saya percaya, dengan digitalisasi yang kuat, pelayanan publik yang transparan, dan ekonomi yang stabil, Kupang akan tumbuh menjadi kota yang tangguh, modern, dan adaptif terhadap perubahan zaman,” tutupnya. (*/Andyos manu/Advertorial)






