KUPANG, BN – Bank NTT menegaskan komitmennya mendorong kemajuan UMKM di Nusa Tenggara Timur. Pada 2 September 2025, manajemen Kantor Pusat Bank NTT menggelar diskusi bersama para pemangku kepentingan di Breeze Resto, Jalan Frans Seda, Kota Kupang, membahas sinergi pentahelix untuk meningkatkan inklusi keuangan dan daya saing UMKM.
Sekitar 30 peserta hadir, terdiri dari pelaku UMKM, pengusaha, akademisi, perwakilan pemerintah, media, dan sektor jasa keuangan. Diskusi ini dipandu oleh Guru Besar Undana, Prof. Ir. Fredrik Lukas Benu, M.Si., Ph.D., bersama Prof. Dr. David B.W. Pandie, M.S., Plt. Direktur Utama Bank NTT Yohanes Landu Praing, dan Kadiv Riset dan Pengembangan Yuan Taneo.
Plt. Direktur Utama Bank NTT Yohanis Landu Praing mengatakan, pertemuan ini menjadi sarana menghimpun saran dan kritik konstruktif terkait rencana peluncuran skim kredit UMKM dan KUR senilai Rp1 triliun dari pemerintah.
“Skim kredit ini harus tepat sasaran, tepat guna, dan berdampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat sekaligus meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD),” tegas Yohanis.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam membina UMKM. “Bank NTT tidak bisa berjalan sendiri. Harus ada sinergitas dengan akademisi, komunitas, pelaku bisnis, media, pemerintah, dan LSM. Yang paling penting adalah keberlanjutan, karena hanya dengan keberlanjutan tujuan mulia ini bisa tercapai,” ujarnya.
Diskusi ini diharapkan memberi rekomendasi strategis untuk mendukung target Pemprov NTT yang menaikkan PAD dari Rp1,4 triliun menjadi Rp2,8 triliun. “Kontribusi Bank NTT hanya akan maksimal jika ekosistem usaha berjalan baik dan supply chain lancar,” kata Yohanis.
Kadiv Riset dan Pengembangan Bank NTT, Yuan Taneo, menambahkan bahwa tantangan peningkatan UMKM tidak hanya soal dana, tetapi juga kesiapan SDM dan pola kerja sama. “Dana Rp1 triliun sudah dialokasikan, namun kita harus siapkan SDM, pola, dan kolaborasi yang solid dengan media massa, koperasi, dan LSM agar program ini sukses,” jelasnya. (*/BN)