KEFAMENANU, berandanusantara.com – Oknum calo Veteran beraksi di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka diduga menipu puluhan orang lanjut usia (lansia) dengan iming-iming akan dimasukan dalam daftar Veteran.
Para korban menyetor uang ke oknum calo tersebut dengan nilai bervariasi yakni pada kisaran Rp24 Juta, hingga sampai Rp30 Juta. Namun setelah uang disetor, janji sang calo tak kunjung direalisasikan. Alhasil, total uang Rp1 Miliar pun raib.
Karena merasa tertipu, sebanyak 52 orang lansia tersebut kemudian melaporkan oknum yang diduga calo antara lain; Yulius Besin bersama Mikhael Kusi dan Yakobus Abi ke Polres TTU, Jumat (14/1/2022).
Meski demikian, pihak Polres TTU mengarahkan agar kasus dugaan penipuan ini dilaporkan ke Polres Belu, dengan alasan pelaku berasal dari Kabupaten Belu.
“Mereka (oknum calo) telah mengambil uang dari kami sejak tahun 2020 lalu,” kata salah satu korban Matheus Tfulin kepada media.
“Mereka berjanji bahwa dalam waktu 6 bulan kami akan langsung dapat SK. Tapi sampai hari ini SK itupun tak kunjung datang,” sambungnya.
Dia menjelaskan, saat menyetor uang ke oknum calo tersebut, dirinya bersama ke-51 korban didampingi istri masing-masing, namun hanya menyetor begitu saja tanpa ada kwitansi. Meski demikian, dia mengakui kalau ada para saksi yang menyaksikan.
“Ada yang disetor secara tunai dan transfer. Kalau yang disetor melalui rekening, bukti transfernya masih ada,” jelas Matheus.
Yulius Besin yang dikonfirmasi melalui telepon selulernya membantah tuduhan para lansia. Menurutnya, para lansia sendiri yang mendatangi dirinya dan menyampaikan aspirasi untuk ditindaklanjuti.
“Kami sementara proses, tapi sementara ini masih tutup sehingga kami tidak bisa memaksa pemerintah untuk sesegara mungkin memproses SK mereka,” kata Yulius.
Terkait jumlah uang yang disebutkan oleh para lansia, Yulius mengaku tidak pernah meminta. Namun, dia mengatakan para lansia justru yang berinisiatif untuk memberikan uang kepadanya sesuai kemampuan mereka.
“Kami tidak memaksa mereka untuk memberikan uang, tapi namanya mengurus sesuatu kan pasti butuh biaya untuk transportasi dan lain-lain untuk memperlancar kegiatan,” katanya.
“Saya ini niatnya membantu keluarga. Karena mereka itu adalah keluarga kita, maka melalui kelembagaan adat yang pernah saya urus saya mau membantu,” katanya lagi.
Besin menjelaskan, tanggal 14 november 2021 lalu, ia sempat kembali ke Kemenham untuk mempertanyakan regulasi perekrutan Veteran ini. Sesuai penjelasan dari pihak Kemenham, dijelaskan bahwa semua aspirasi yang disampaikan sudah diterima.
“Dan kepada setiap warga yang telah memasukan berkas untuk bersabar menunggu,” tandasnya. (*BN/NPD)