KUPANG, BN – Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Bank NTT untuk Tahun Buku 2024 digelar pada Rabu (14/5/2025) bertempat di Aula Fernandez, Kantor Gubernur NTT. Rapat ini dihadiri oleh seluruh pemegang saham, yakni Wali Kota Kupang dan para Bupati se-Provinsi Nusa Tenggara Timur, serta para pemegang saham Seri B.
Meski semula dijadwalkan mulai pukul 13.00 WITA, RUPS mengalami keterlambatan dan baru dimulai beberapa jam kemudian. Proses rapat berlangsung cukup panjang dan baru berakhir sekitar pukul 01.00 dini hari, Kamis (15/5/2025).
Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena atau Melki Laka Lena, selaku Pemegang Saham Pengendali (PSP), memimpin jalannya rapat dan menyampaikan sejumlah poin penting hasil pembahasan.
Menurut Melki Laka Lena, selain menggelar RUPS Tahunan, para pemegang saham juga langsung melanjutkan dengan RUPS Luar Biasa. Dalam RUPS Luar Biasa, fokus utama adalah pembahasan perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Bank NTT.
“Perubahan ini kami sesuaikan dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas (PT) serta Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal ini memang menjadi perhatian kami agar proses tata kelola perusahaan dapat berjalan lebih baik dan akuntabel ke depan,” ujarnya.
Selain membahas AD/ART, RUPS juga melakukan penilaian terhadap hasil kerja Komite Remunerasi dan Nominasi (KRN). Penilaian dilakukan secara menyeluruh dan telah dikoordinasikan dengan pihak OJK.
“Kami sudah mengecek ke OJK dan memastikan bahwa SOP yang digunakan dalam proses KRN tahun ini masih merujuk pada SOP tahun 2023, dengan beberapa penyesuaian dan penyempurnaan,” jelas Gubernur.
Proses seleksi jabatan Direksi dan Komisaris menjadi salah satu agenda penting dalam RUPS kali ini. Total terdapat 27 orang yang mendaftar untuk berbagai posisi strategis di tubuh Bank NTT. Dari jumlah tersebut, satu orang mendaftar untuk dua jabatan sekaligus.
Rinciannya adalah sebagai berikut: 4 orang melamar sebagai Direktur Utama, 13 orang melamar sebagai anggota Direksi, 2 orang melamar sebagai Komisaris Utama, 9 orang melamar sebagai Komisaris Independen.
Untuk posisi Komisaris Utama, nama Doni Hetahubun, mantan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, diajukan untuk mengisi jabatan tersebut.
Sementara itu, untuk Komisaris Independen, Frans Gana kembali diangkat, dan akan didampingi oleh Yoseph Jiwadeole serta Eko Setyabudi. Selain itu, satu calon Komisaris dari luar Bank NTT juga dinyatakan memenuhi syarat dan resmi diangkat. Satu posisi Komisaris lainnya disisakan untuk diisi oleh perwakilan dari Bank Jatim.
Bank NTT juga telah mengusulkan sejumlah nama untuk menduduki jabatan penting di jajaran Direksi. Nama-nama tersebut akan diserahkan kepada OJK untuk mendapatkan penetapan resmi.
Berikut daftar calon Direksi yang yakni, Direktur Utama: Charlie Paulus dan Yohanis Landu Praing, Direktur Operasional dan SDM: Yohanis Landu Praing dan Rahmat Saleh, Direktur Kepatuhan: Revi (dari Bank Jatim), Direktur Treasury: Heru (dari Bank Artha Graha), Direktur IT: Sonny Pellokila, Direktur Dana: Siti Aksa, Direktur Kredit: Aloysius Geong.
Gubernur menambahkan, pihaknya juga telah menyiapkan calon pendamping apabila dalam proses penetapan terdapat perubahan atau kendala tertentu. Untuk sementara waktu, masa jabatan seluruh direksi yang ada akan diperpanjang hingga keluarnya hasil penetapan dari OJK.
“Kami juga sudah bersepakat untuk memperpanjang masa jabatan Bapak Yohanis Landu Praing sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Utama Bank NTT sampai adanya penetapan dan pelantikan Direktur Utama definitif,” tambah Melki.
Menutup jalannya rapat, Melki Laka Lena menegaskan bahwa setelah proses penetapan dan pelantikan jajaran Direksi dan Komisaris oleh OJK rampung, Bank NTT akan kembali mengundang seluruh pemegang saham untuk membahas ulang rencana bisnis Bank NTT.
“Rencana bisnis ini akan disusun bersama seluruh pemegang saham agar benar-benar mencerminkan kebutuhan dan atensi masing-masing kabupaten/kota di NTT,” pungkasnya. (*/BN)