Warga Buat Petisi Copot Kapolres Rote Ndao, Tuduh Bungkam Suara Rakyat

  • Whatsapp
Istimewa.

KUPANG, BN – Penetapan tersangka dan penahanan terhadap tokoh Rote Ndao, Erasmus Frans Mandato, memicu kemarahan publik. Masyarakat tidak hanya menggelar aksi demonstrasi, tetapi juga membuat petisi daring yang mendesak Kapolres Rote Ndao dicopot dari jabatannya.

Dalam petisi yang beredar luas di media sosial itu, warga menilai Kapolres Rote Ndao menjadi biang pembungkaman suara rakyat.

Read More

Sejak dirilis, ratusan orang telah menandatangani petisi itu dan jumlahnya terus bertambah. Masyarakat berharap langkah ini membuka jalan bagi penegakan hukum yang lebih adil dan berpihak pada rakyat.

Berikut isi petisinya:

Copot Kapolres Rote Ndao Si Pembungkam Suara Rakyat

Kami, masyarakat Rote Ndao bersama elemen mahasiswa dan tokoh adat, menyatakan mosi tidak percaya kepada Kapolres Rote Ndao, AKBP Mardiono.

Alasan:

1. Kriminalisasi Rakyat – Penahanan Erasmus Frans Mandato hanya karena kritik di Facebook adalah bentuk pembungkaman suara rakyat.

2. Tajam ke Rakyat, Tumpul ke Perusahaan – Kasus besar dugaan penebangan liar 2.200 batang Mangrove oleh PT Boa Development yang dilaporkan sejak 2024, hingga kini tidak ditangani serius.

3. Kehilangan Netralitas – Polres lebih berpihak kepada kepentingan perusahaan daripada masyarakat kecil.

4. Krisis Kepercayaan Publik – Ratusan massa sudah turun aksi empat hari berturut-turut menuntut keadilan.

Tuntutan Kami:

Copot AKBP Mardiono dari jabatan Kapolres Rote Ndao.

Bebaskan Erasmus Frans Mandato tanpa syarat.

Usut tuntas dugaan penebangan ilegal Mangrove yang melibatkan PT Boa Development.

Kembalikan hak rakyat atas akses Pantai Bo’a.

Suara rakyat tidak bisa dibungkam. Copot Kapolres Rote Ndao sekarang juga! (*/BN)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *