Agar Terkontrol, Pemprov NTT Siapkan Aplikasi ‘Ini Sa’ Masuk Pulau Komodo dan Padar

  • Whatsapp
Direktur Operasional PT Flobamor Abner Ataupah saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi X DPR RI terkait pengelolaan Taman Nasional Komodo, termasuk Pulau Padar di dalamnya. (Foto: istimewa)

KUPANG, berandanusantara.com – Dalam rangka mengelola kunjungan wisatawan ke Pulau Komodo dan Pulau Padar di Kabupaten Manggarai Barat, Pemerintah Provinsi NTT telah melakukan berbagai persiapan.

Salah satu yang sedang lakukan Pemprov NTT dalam mengelola kunjungan wisatawan adalah dengan menyiapkan aplikasi. Dengan aplikasi tersebut, maka setiap wisatawan yang akan berkunjung ke Pulau Komodo dan padar bisa terkontrol secara baik. Aplikasi tersebut bernama Ini Sa.

Read More

Direktur Operasional PT Flobamor Abner Ataupah mengatakan Aplikasi Ini Sa sudah dilaunching sejak Desember 2021. Aplikasi ini dibuat atas Kerjasama dengan Pemerintah Provinsi NTT.

“Semua konten dalam aplikasi tersebut terkait dengan pelayanan pemerintahan khususnya di NTT. Di sana juga ada konten yang kita siapkan khusus untuk pengelolaan kunjungan wisata. Nah itu yang akan kita gunakan untuk mengorganisir semua kegiatan wisata,” jelas Abner.

Bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Pualau Komodo dan Pulau Padar, mereka bisa mendownload aplikasi Ini Sa untuk melakukan reservasi dan keperluan lainnya selama kunjungan. Melalui aplikasi tersebut, PT Flobamora sebagai pengelola bisa mengontrol jumlah kunjungan yang akan masuk ke Pulau Komodo maupun Pulau Padar untuk disesuaikan dengan pengamanan serta fasilitas yang disiapkan di wilayah tersebut.

“Jadi setiap wisatawan yang masuk sudah terkontrol lewat aplikasi. Travel Agent lokal yang ada di NTT dan Labuan Bajo pada khususnya semua harus menggunakan aplikasi Ini Sa. Semua pelaku wisata harus gunakan aplikasi ini. Bagi Travel Agent yang dari luar yang membawa wisatawan maka mereka harus minta akses ke Tarvel agent lokal lewat aplikasi yang disiapkan. Setiap wisatawan yang menggunakan aplikasi ini akan terkontrol semua perjalanan serta akomodasi yang akan mereka gunakan,” ungkapnya.

Abner juga mengatakan, wisatawan yang masuk ke Pulau Komodo dan Pulau Padar akan dikenakan biaya konservasi. Harga yang dipatok tersebut didapatkan setelah melakukan berbagai kajian. Dari hasil kajian yang dilakukan, setiap wisatawan yang masuk akan dikenakan biaya Rp15.000.000 per paket Membership berlaku untuk 4 orang selama satu tahun.

Biaya tersebut dikenakan kepada wisatawan yang mengunjungi Pulau Komodo dan Pulau Padar Saja. Sementara untuk kunjungan ke Pulau lain di sekitarnya seperti Pulau Rinca, tidak dikenakan biaya konservasi.

“Jadi sebenarnya biaya 15 juta itu untuk 4 orang. Itu hanya untuk kunjungan ke Pulau Komodo dan Pulau Padar. Jadi kalau wisatawan mau ke pulau lain seperti ke Pulau rinca yang juga ada Komodonya, silakan saja tanpa dikenakan biaya tambahan. Kenapa harganya begitu? karena ada biaya konversi konservasi yang dikenakan kepada wisatawan yang masuk ke Pulau Komodo dan Padar. Biaya itu berlaku selama 1 tahun. Kapan saja wisatawan mau pergi tinggal mereka agendakan dalam tempo satu tahun itu. Konservasi yang dilakukan di dalam kawasan dan itu adalah kerjasama antara KLHK dan Pemprov NTT dalam hal ini PT Flobamor,” bebernya.

Dia juga menepis tudingan yang mengatakan bahwa PT Flobamor melakukan monopoli bisnis yang ada di Manggarai Barat. Yang benar kata dia, PT Flobamor tidak menjual jasa paket wisata atau akomodasi hingga transportasi bagi wisatawan. Semua Paket wisata tetap dijual dan dijalankan oleh Biro perjalanan atau Travel agent yang ada di NTT dan dikontrol lewat aplikasi Ini Sa. Sementara PT Flobamor hanya mengurus biaya konservasi di Pulau Komodo dan Padar.

“Jadi tidak benar ada monopoli bisnis dari PT Flobamor,” tegasnya.

Dia menambahkan, semua pembayaran secara online yang menggunakan aplikasi Ini Sa akan masuk melalui Bank NTT sebagai bank daerah. Dengan demikian semua pembayaran akan terintegrasi sehingga tidak terjadi capital flight atau uang keluar dari wilayah NTT.

“Jadi semua pembelian produk lewat aplikasi akan masuk ke Bank NTT. Ini juga adalah upaya Pemprov NTT memberdayakan semua BUMD serta pelaku wisata yang ada di NTT untuk mencintai produk dalam daerah,” pungkasnya.

Aplikasi Ini Sa, tidak hanya disiapkan untuk kunjungan wisata, tapi juga bisa mengurus administrasi Dukcapil. Selain itu, dalam aplikasi Ini Sa juga bisa melihat data Bansos, melihat produk local khas NTT yang bisa dibeli. Aplikasi Ini Sa menyiapkan semua kebutuhan yang ada kaitan serta hubungannya dengan wilayah NTT. (*/BN/JR)

Related posts