Di Sumba, Hak Pendidikan Penyandang Disabilitas Belum Diperhatikan

  • Whatsapp
Ist
Ist
Ist

WAINGAPU, berandanusantara.com – Sebuah fakta miris terjadi di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT). Betapa tidak, ada praktek yang selama ini dijalankan orang tua yang anaknya berkebutuhan khusus, atau penyandang disabilitas.

Fakta ini ditemukan saat program INOVASI yang merupakan kerjasama pemerintah Australia dan Indonesia dijalankan di pulau Sumba. Program INOVASI ini telah dimulai di sejumlah provinsi 2016, sementara di Pulau Sumba yang terdiri di empat kabupaten yakni Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya telah dimulai sejak November 2017.

Manajer Program INOVASI, Hironimus Sugi, dalam kegiatan Media Enagement, di Ball Room Hotel Padadita, Sumba Timur, Rabu (21/2/2018), menjelaskan, orang tua yang memiliki anak yang menyandang disabilitas sering menganggapnya aib dan disingkirkan dari kehidupan yang layak.

“Ini fakta ril yang kami temukan di Pulau Sumba, sejak melaksanakan program INOVASI,” ungkap dia.

Bahkan, kata dia, anak yang menyandang disabilitas tidak dimasukan ke daftar Kartu Keluarga (KK), tinggal di rumah kebun. Mirisnya lagi, anak-anak penyandang disabilitas tidak memperoleh hak di bidang pendidikan.

Menurut dia, hal tersebut menjadi salah satu kendala bagi para Fasilitator INOVASI memperoleh data untuk memastikan pendidikan yang diperoleh.

“Ini yang kami dapatkan, INOVASI memastikan semua anak  tanpa kecuali mendapatkan pendidikan yang layak,” ungkap dia. (AM)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *