KEFAMENANU, berandanusantara.com – Minimnya perhatian pemerintah terhadap kasus gisi buruk membuat banyak balita di Kefamenanu, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT) menderita gizi buruk. Seperti yang diala
mi Jeni Abuk balita berusia 7 bulan saat ini dirawat oleh kakek dan neneknya di Keluarahan Bansone, Kefamenanu Timor Tengah Utara, NTT lantaran ditinggal ibu kandungnya merantau ke kalimantan.
Kondisi tubuh Jeni Abuk terus menurun pasca ditinggal ibu kandungnya merantau ke Malaysia. Sejak ditinggal merantau oleh ibunya, Jeni tidak mendapat asupan gizi (ASI) dari ibunya. Kaki dan tangan balita tak berdosa terbungkus tulang dengan kondisi gizi buruk ini ternyata luput dari perhatian pemerintah akibat ketiadaan panti rawat gizi. Ketiadaan panti rawat gizi di daerah yang berbatasan langsung dengan districk Oecusee Timor Leste ini membuat banyak balita terpaksa hanya dirawat di rumah.
Kepala Dinas Kesehatan Timor Tengah Utara, Derry Fernandes menyebutkan sesuai data yang dirilis sejak awal Januari hingga bulan Mei 2015 tercatat 106 pasien gizi buruk. 53 diantaranya sudah sembuh sementara 43 lagi dalam penanganan medis. Sedangkan sisa 11 anak meninggal dunia dengan penyakit penyerta.
“Sesuai data kita, 43 balita dengan kondisi gizi buruk itu saat sedang menjalani perawatan di 26 Puskesmas,”terang Derry.
Namun sayangnya diantara para balita penderita gizi buruk, masih banyak yang belum terdata oleh petugas dengan
keterbatasan waktu. Seperti Jeni Abuk di kota Kefamenanu. Sementara pasien lain yang ada di pelosok diduga belum tersentuh. (Lius Salu)