Ronda, berandanusantara.com- Papy Lodewik Adoe, mungkin sudah tidak asing lagi bagi warga masyarakat Desa Oehandi, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupate Rote Ndao. Sejak beberapa waktu terakhir, Ia dipercaya memimpin warga masyarakat setempat sebagai Kepala Desa. Satu hal yang menjadi ketegasan dalam kepemimpinannya adalah anti dengan yang namanya sikap pemecah-belah dan pengkotak-kotakan. Semua masyarakat adalah satu, dan harus tetap bersatu. Itulah prinsip tegasnya untuk masyarakat Desa Oehandi.
Papy, begitu sapaan akrabnya, memandang kepercayaan yang diberikan masyarakat Oehandi kepada dirinya merupakan sebuah amanah. Oleh karena itu, dirinya sangat menghargai kepercayaan itu dengan berkewajiban menempatkan diri sebagai pelayan masyarakat, bukan Bos.
Misi utama yang digagas Papy selaku pimpinan wilayah Desa Oehandi adalah meletakan dasar persatuan yang kuat diantara masyarakat. Menurutnya, dengan kuatnya dasar tersebut maka berbagai keretakan hubungan dalam masyarakat tidak terjadi. “Ini bukan motto, tapi ini merupakan missi yang harus saya jaga dan implemenntasikan pada kehidupaan keluarga saya dan untuk masyarakat umum di mana saya dipercayakan,” tuturnya.
Suami dari ibu Angelina Nunuhitu ini mengungkapkan, dengan masa kepemimpinan yang genap berusia lima tahun, terhitung Maret 2009 lalu, sangat bersyukur bisa menjalankan amanah yang begitu besar dari masyarakat Oehandi. Cintanya terhadap masyarakat sangatlah besar, sehingga dirinya sangat anti dengan berbagai hal yang bisa memecah-belah masyarakat oehandi.
Ia menuturkan, menjadi seorang pemimpin di daerah sama sekali tidak beda jauh dengan peran seorang ayah dalam kehidupan berumah-tangga. “Pemipin itu ibarat seorang ayah. Bagaimana harus berpikir tentang rumahnya, dan bagaimana juga berpikir tentang istri dan anak-anak,” ungkapnya.
Meski sibuk dengan berbagai aktifitas Pemerintahan Desa, namun sosok tegas ini juga sangat menaruh kecintaan terhadap masa depan anak-anaknya. Ayah dari Tiadea Elyoena Putra Matea Adoe (Sisiwi SMP 1 Rote Barat Laut) dan Bertrand Jezzen Adoe (Siswa Kelas 2 SDI Oehandi) ini berharap anak-anaknya bisa berguna dan membawa kebanggaan untuk bangsa dan negara.
Banyak suka duka yang Papy alami selama masa kepemimpinannya sebagai seorang Kepala Desa sejak 2009-2014. Banyak Pil pahit yang harus dia telan dengan berbagai dinamika yang cukup bergam harus dirasakan. Namun menurutnya, seorang pemimpin diibaratkan sebagai gembala domba, yang harus mengarahkan dan membawa domba-dombanya kepada sebuah kesejahteraan. “Selalu diarahakn agar semuanya searah membangun daerah, dan jangan terpecah-belah, atupun terjadi pengkotak-kotakan di dalam masyarakat,” tandasnya.
“Bila kita bukan seorang pelayan, maka dengan mudah kita katakan untuk mengumpulkan dua orang sangat mudah, namun dengan luasan wilayah desa oehandi 8.48 kilo meter persegi dengan di isikan jumlah penduduk sebanyak 1.690 jiwa tidaklah mudah untuk mengemban tugas dan tanggung jawab,” katanya.
Namun dengan ketekunan dan ketabahan, serta didasari dengan iman dan kasih, ia sangat mengucap syukur dengan apa yang telah dilakukannya untuk masyarakat Desa Oehandi. “Kalau Tuhan menghendaki saya untuk memimpin desa, maka saya tidak akan meninggalkan masyarakat yang saya pimpin,” jelasnya.
Di akhir masa jabatannya sebagai Kepala Desa, papy mengakui jika segala hal menyangkut proses perjalanan kepemerintahan di Desa Oehandi bisa berjalan lancar berkat kerjasama semua lapisan maksyarakat dan semua perangkat Desa. Ia juga menyampaikan permohonan maafnya kepada seluruh masyarakat, apabila selama memimpin Desa Oehandi, banyak hal yang mungkin di luar kehendak masyarakat.
Pesannya untuk masyarakat dan para generasi muda Desa oehandi; “ jangan kita melihat dari mana kita datang, tapi kemana kita pergi untuk melayani dengan hati dan nurani. Siapapun dia, walaupun bukan keluarga atau saudara sekandung, namun perlakukan harus dengan kasih dan sayang.” (riyan Tulle)