ROTE NDAO, berandanusantara.com – Ketua DPD RI, LaNyalla Mahmud Mattalitti selama dua hari berkunjung ke Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), 28–29 Agustus 2021.
Kunjungan Senator asal Pulau Madura, Jawa Timur itu memenuhi undangan dari Manek (Raja) Nusak (Kerajaan) Termanu, Vicoas Amalo, untuk beberapa acara yakni Konservasi Adat Nusak Termanu dan Restorasi Istana ‘Uma Batu’ di Feopopi, Termanu.
Setelah itu, Senator LaNyalla juga berkenan juga mengikuti penanaman sorgum, atau oleh warga Rote Ndao dan sejumlah daerah di NTT dikenal dengan sebutan Jagung Rote di Holly Farm, Dusun Ho, Desa Suebela, Kecamatan Rote Tengah.
Selain LaNyalla ikut dalam rangkaian acara Nusak Termanu, yakni Senator diantaranya Bustami Zainudin (Lampung), Andi Ihzan (Sulawesi Selatan), Angelius Wake Kako (NTT). Hadir juga Sekjen Majelis Adat Kerajaan Nasional (MAKN), Yani Wage.
Usai mengikuti berbagai agenda acara Nusak Termanu, Minggu (29/8/2021), LaNyalla didampingi Sekjen MAKN YM Yani Wage, Manek Termanu Vicoas Amalo, Permaisuri Actry Mevy Amalo dan Senator Bustami Zainudin, serta Anggota DPRD Rote Ndao Erasmus Frans berkunjung ke sebuah Gereja Tua yang kondisinya sangat memprihatinkan.
Gereja Tua itu terletak di Fiulain, Kecamatan Rote Barat Daya. Oleh masyarakat setempat, Gereja Tua itu menjadi pusat Nusak Thie, sekaligus menjadi simbol Agama Kristen pertama masuk ke Rote Ndao.
Menurut cerita, Gereja Tua itu dibangun oleh Raja Thie yang bernama Foembura bersama beberapa Raja pada tahun 1730 pergi ke Batavia. Sepulangnya dari Batavia, pada tahun 1732 Foembura kemudian membangun Gereja yang menjadi pusat penyebaran agama Kristen di sana. Selain Gereja, Foembura juga disebut membangun sekolah.
Karena dibiarkan begitu saja dan tersisa reruntuhan, pada tahun 1997, dari pihak Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) berinisiatif membangun lagi di atas fondasi bangunan lama secara sederhana sebagai penanda, karena memiliki nilai historis yang sangat tinggi.
Meski demikian, hingga saat ini kondisi bangunan bersejarah itu kondisinya sangat memprihatinkan. Dinding yang terbuat dari pohon lontar nampak rusak parah. Namun, bukti sejarah berupa mimbar batu masih tetap kokoh di dalam Gereja.
Ketua DPD RI LaNyalla berkenan masuk ke dalam Gereja Tua dan melihat langsung kondisinya. Selain mendapat penjelasan dari Manek Termanu, LaNyall juga dipertemukan dengan saksi sejarah dan tokoh adat setempat diantaranya Yefta Hello, David Baba, Zadrak Mesah, serta perwakilan keluarga Sabalae.
Melihat kondisinya memprihatinkan dan memiliki nilai historis yang tinggi, Ketua DPD RI LaNyalla bersama Manek Termanu Vicoas Amalo kemudian bersepakat untuk memperbaiki Gereja di Fiulain itu. Dan niat kedua tokoh ini disambut baik oleh tokoh adat dan tokoh masyarakat setempat.
Vicoas Amalo kepada medi mengatakan telah menghubungi beberapa tokoh adat untuk memastikan tanah lokasi Gereja Tua tersebut, untuk mencegah permasalahan di kemudian hari. Setelah semuanya beres, jelas Vicoas, Gereja tersebut akan langsung dibangun.
“Karena ini sangat bersejarah, dimana lahirnya agama Kristen di Nusak Tie, kemudian menyebar di Pulau Rote dan Pulau Timor,” jelas Vicoas Amalo.
(*/BN)