LABUAN BAJO, berandanusantara.com – Peringatan Hari Lahir Nahdatul Ulama ke 96 tahun 2022 dipusatkan di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat. NU sebagai Ormas Islam terbesar di Tanah Air tentunya punya alasan penting memilih Labuan Bajo sebagai salah satu titik puncak perayaan dari 4 kota yang direncanakan.
Latar belakang kemaritiman Labuan Bajo yang erat kaitannya dengan ekonomi dipilih NU untuk menjadi titik tolak lahirnya kebangkitan bangsa menuju era Mandiri, yang mendukung ekonomi kerakyatan. Hal ini sejalan dengan tema harlah NU ke-96 tahun ini yakni; “Merawat Jagat Kemaritiman dan membangun Peradaban Nelayan”.
Ketua Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Kabupaten Manggarai Barat H. Ishak Muhammad diberikan tanggung jawab besar oleh NU untuk mengembangkan program – program bersama pemerintah, guna memajukan umat, merajut asa, serta menjaga persatuan lewat semangat kerukunan antar umat beragama.
“Saya dengan segenap jiwa raga akan menjaga amanah ini dan membangun komunikasi dengan seluruh elemen dalam mengawal dan membangun peradaban NU di Manggarai Barat,” ujar H. Ishak Muhammad, Selasa (8/2/2022).
Baginya, perayaan harlah NU ke-96 adalah momentum bagi warga laut Labuan Bajo dalam menata masa depannya sendiri. Dengan dukungan PBNU dan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), NU Manggarai Barat diminta untuk menjadi motor bagi penggerak pembangunan ekonomi maritim yang menjadi sektor andalan.
Ishak mengatakan kondisi masyarakat Manggarai Barat dewasa ini sangat kompleks mengikuti arus perkembangan pembangunan, terutama sejak Labuam Bajo ditetapkan menjadi Kawasan Premium Ekonomi Khusus.
Dia menjelaskan, perkembangan dunia wisata yang terbuka menjadikan Labuan Bajo rentan dengan goncangan dan Konflik sosial. Sehingga menurutnya, kerawanan dan ancaman dari luar tersebut membutuhkan kinerja bersama dalam mencegah dan membentengi Labuan Bajo dari berbagai gangguan tersebut.
Oleh karenanya, Ishak masyarakat Manggarai Barat pada umumnya untuk menjaga kerukunan antar umat beragama, termasuk dalam mencegah terjadinya perpecahan, isu SARA, serta berbagai berita hoax yang akhir-akhir ini menjadi pemantik pecahnya persatuan.
Dia juga mengajak seluruh warga NU di Manggarai Barat untuk mengisi semangat kebangsaan dengan kegiatan yang positif agar daerah tersebut memiliki kemajuan seperti yang diharapkan, tanpa memandang perbedaan suku, agama, serta ras.
Warga NU dan Umat Islam Manggarai Barat juga diminta untuk terus dan tetap exis dalam berkarya, mendukung program percepatan pembangunan di Labuan Bajo yang kedepan akan memberi dampak bagi kehidupan masyarakat. NU juga akan hadir mejadi motor dan penggerak pembangunan.
“NU adalah milik bangsa Indonesia, bukan hanya milik umat Islam,” pungkas Ishak. (*BN)