Sosok Nikodemus Rihi Heke di Mata Tokoh Agama Sabu Raijua

  • Whatsapp
Pdt. Imanuel Riwu Wadu. (Foto: *BN)

MENIA, berandanusantara.com – Masyarakat Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT) memikiki penilaian beragam tentang sosok Nikodemus Rihi Heke. Meski beragam, sosok mantan Bupati Sabu Raijua itu dinilai cukup berhasil dalam membangun kabupaten yang dikenal kering itu.

Sosok yang sebelumnya mendampingi Marthen Dira Tome sebagai Wakil Bupati itu melanjutkan kepemimpinan dengan berbagai pembangunan baik di bidang infrastruktur dan suprastruktur hingga pelosok. Meski usia kepemimpinan cukup singkat, namun pria kelahiran 14 November 1962 itu telah meretas karya nyata untuk pulau “Para Dewa” itu.

Read More

Demikian saripati pendapati Tokoh Agama Gereja Bethel Indonesia (GBI) Nada, Desa Eimau, Kecamatan Sabu tengah, Pendeta Imanuel Riwu Wadu dalam perbincangannya dengan media di Sabu Raijua. Pendeta Imanuel mengatakan, dalam pandanganya Nikodemus Rihi Heke merupakan sosok yang memiliki sifat kebapaan dan merangkul semua pihak. hal itu kata dia sudah ditunjukkan oleh Nikodemus sejak menjadi Wakil Bupati mendampingi Marthen Dira Tome. Ketika menjadi Bupati menggantikan Dira Tome, Imanuel mengatakan sifat kebapaannya tidak berubah sama sekali.

“Sejak terbentuknya Kabupaten Sabu Raijua, Bapa Nik sebagai Wakil Bupati. Secara pribadi saya memandang beliau benar-benar memiliki figur kebapaan. Kebapaan disini yang saya maksud adalah untuk daerah Sabu Raijua ini, saya sebagai tokoh masyarakat Sabu Raijua ini saya ingin punya pemimpin yang punya hati kebapaan. Artinya pemimpin atau tokoh yang mau jadi tokoh untuk masyarakat Sabu Raijua. Jarang saya mendengar beliau memiliki konflik dengan orang lain. Sejak menjadi Wakil Bupati Ia sangat menghargai Bupatinya. Mereka tidak pernah berkonflik,” kata Pendeta Imanuel.

Pendeta Imanuel yang juga mantan Kepala Desa Eimau mengatakan Nikodemus Rihi Heke tunduk dan hormat pada pimpinan. Sebagai Wakil Bupati Ia tidak pernah ada masalah yang terjadi. Mereka sangat harmonis dan sangat akur. Ketika ada peralihan kepemimpinan karena Marthen Dira Tome tersandung kasus hukum dan digantikan oleh Nikodemus, Pendeta Imanuel mengatakan Nikodemus menunjukkan kapasitas kepemimpinannya.

“Hanya beberapa tahun saja beliau memimpin sudah banyak kemajuan yang terjadi di Sabu. Infrastruktur jalan begitu cepat hanya dalam waktu satu dua tahun. Dalam kepemimpinan beliau sebagai Bupati tidak ada kebijakan yang kontroversial. Dengan DPRD juga tidak ada kontroversi kebijakannya. Kebapaan beliau seperti itu yang saya lihat. Kita tidak butuh orang yang pintar-pintar amat tapi kita butuh pemimpin yang buat pernyataan yang menimbulkan konflik. Selama ini kami memandang bapak Nikodemus Rihi Heke itu sebagai figur yang betul-betul punya hati bapa,” ujarnya.

Ia menjelaskan lebih lanjut, Nikodemus tidak pernah membenci orang. Bahkan Ia sebagai tokoh masyarakat pun ketika membaca lewat media, Nikodemus banyak dihujat dan dihina serta dimaki-maki, tapi tidak pernah mmembalas. Nikodemus kata Pendeta Imanuel selalu mengalah dan menerima apa yang orang sampaikan. Hal seperti itu yang memiliki hati kebapaan dan sangat mencirikan sebagai pemimpin. Pintar tapi punya hati kebapaan dan tidak mau membuat pernyataan-pernyataan yang membuat orang lain resah.

“Bapa Nik itu tidak pernah menjelekan pihak lain dari pernyatan-pernyataan dimedia. Sebagai tokoh masyarakat, kami menilai beliau sangat menyejukkan dalam tindakan, perbuatan dan kata-kata. Ia sangat baik sebagai pemimpin di Sabu Raijua. Kami menemukan itu dalam pribadinya, seperti yang saya tahu. Bapa Nik ditengah masyarakat juga tidak pernah terdengar hal-hal yang sangat ada persoalan. Apalagi beliau juga sebagai seorang birokrat ulung. Kami juga masyarakat melihat dalam kebijakan-kebijakan itu tidak kebijakan yang berdampak hukum. Kebijakannya tidak pernah ada yang terlibat dalam proses hukum,” ujar Pendeta Imanuel.

Pendeta Imanuel sangat memuji keteladanan yang ditunjukkan oleh Nikodemus Rihi Heke dalam pengalamannya sebagi seorang birokrat. Dalam Kiprahnya kata dia, Nikodemus tidak sembarangan dan tidak terpengaruh dengan orang lain. Ia pernah menjadi Inspektorat dan sangat berhati-hati dalam melakukan kebijakan.

“Dari sisi penampilan beliau sangat kalem, mungkin orang melihatnya tidak bersemangat tapi disisi lain punya tempramen berbeda. Ia sangat pasti dalam memimpin. Biarpun ada masyarakat yang tidak setuju dan memiliki pendapat yang beragam tapi beliau bekerja sangat baik dan hingga saat ini belum ada permasalahan hukum,” pungkasnya. (*BN/SP)

Related posts