KUPANG – Areal persawahan seluas 30 hektare di Desa Sumlili, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, ludes dihantam banjir bandang setinggi satu meter, Kamis (5/2/2015).
Mateos Fek, salah seorang petani di persawahan Oenao mengisahkan, banjir bandang tersebut menghantam sawahnya saat mereka sedang asyik menanam yang mengakibatkan tanaman padi yang masih berusia rata-rata 1-2 minggu harus ludes disapu banjir. “Semuanya habis dibawa banjir,” ungkapnya.
Banjir bandang tersebut terjadi menyusul hujan lebat yang turun sejak kamis pagi. Saat kejadian, Mateos dan sejumlah petani lain berlari menyelamatkan diri ke areal persawaan yang berada di ketinggian.
Menurut Mateos, hujan lebat yang seharian turun mengakibatkan Sungai Oematnunu di wilayah tersebut meluap membawa kerikil, lumpur dan potongan kayu ke persawahan mereka. Akibatnya, kata dia, tanaman padi yang ditanam harus habis terbawa banjir dengan kerugian yang ditaksir lumayan besar dimana nilainya hingga jutaan rupiah.
Ia menambahkan, ketinggian air di persawahan berpotensi meningkat atau bisa menurun bergantung curah hujan di wilayah tersebut. Banjir yang terjadi tidak mencapai pemukiman penduduk karena letaknya yang berada pada ketinggian. Meski demikian, mereka tetap siaga untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi longsor dan jalan rusak.
Mateos dan sejumlah petani lainnya berharap ketinggian air di persawaan dapat berkurang sehingga mereka bisa kembali ke sawah untuk menanam. (Andyos/MI/PA)