Berkomitmen Menjadi Bank Devisa, Ini Capaian Bank NTT Sepanjang Tahun 2021

  • Whatsapp
Para Direksi Bank NTT saat acara Media Gathering, Kamis 30 Desember 2021, di Sonaf Room, Subasuka Resto Kupang. (Foto: BN)

KUPANG, berandanusantara.com – Meski dihadapkan dengan kondisi Pandemi Covid-19, ditambah badai Siklon Tropis Seroja yang menghantam hampir seluruh wilayah di Provinsi NTT, namun Bank NTT mampu menjaga eksistensi bahkan terus memperkuat kinerja keuangannya.

Hal ini terbukti melalui berbagai capaian dan prestasi Bank NTT sepanjang dua tahun terakhir yang dipaparkan Direksi dalam kegiatan Media Gathering bersama awak media, Kamis (30/12/2021).

Read More

Hadir saat itu, Direktur Utama Harry Aleksander Riwu Kaho, Direktur Teknologi Informasi dan Operasional Hilarius Minggu, Direktur Kredit Paulus Stefen Mesakh, Direktur Kepatuhan Christofel Adu, sejumlah Kepala Divisi dan Kepala Sub Divisi.

Direktur Utama Harry Aleksander Riwu Kaho dalam pemaparannya menjelaskan, berdasarkan catatan neraca di tanggal 28 Desember 2021, dalam kurun waktu dua tahun terakhir, atau saat dilanda pandemi Covid-19, aset Bank NTT terus mengalami pertumbuhan positif yakni 8,75 persen. Begitu juga kredit ikut mengalami pertumbuhan positif yakni 3,98 persen.

Dia menjelaskan, kredit konsumsi naik menjadi 9,98 persen. Namun menurutnya, kredit konsumsi ini mendongkrak pertumbuhan ekonomi produktif, di mana sebagian besar penyerapan kredit konsumsi dilakukan oleh para Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk memperkuat ekonomi rumah tangganya.

“Contohnya usaha-usaha priduktif yang sjfatnya kecil seperti kios yang mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi rumah tangga,” jelasnya.

Di samping itu, UMKM mengalami pertumbuhan yang sangat luar biasa yakni 7,23 persen. Hal ini sangat berkorelasi dengan program Desa Binaan yang digagas oleh Bank NTT dan berhasil memberikan contoh bagi desa-desa lain di NTT untuk mengelola potensi lokal menjadi sumber peningkatan ekonomi.

Meski masih dalam situasi yang sulit, namun kepercayaan masyarakat untuk menempatkan dananya di Bank NTT semakin tinggi. Hal ini terbukti dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai 23,49 persen yang didominasi oleh deposito 4,48 persen. Angka akumulatifnya dari 4,5 Triliun menjadi 6,5 Triliun.

Yang isimewa, jelas Riwu Kaho, Bank NTT mendapat kepercayaan dari pemilik bank dan respon positif dari semua pemangku kepentingan di setiap kabupaten/kota dalam hal pemenuhan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK), bahwa semua bank wajib memenuhi modal inti minimal Rp2 Triliun.

“Karena komitmen yang kuat, maka perhari ini modal inti Bank NTT telah melampaui Rp2 Triliun,” ungkapnya.

Per tanggal 28 Desember 2021, laba Bank NTT tercatat Rp321 Miliar. Meski posisi sedikit di bawah jika dibandingkan dengan posisi pada Desember 2020, namun manajemen Bank NTT tetap optimis depat mencapai target bahkan melampaui.

“Ini masih bersifat sementara, posisi finalnya nanti setelah diaudit,” jelas Riwu Kaho.

Tidak sampai di situ, Bank NTT juga mendapatkan kepercayaan dan apresiasi dari Kementrian Keuangan. Sampai kurun waktu hingga saat ini, Bank NTT menjadi penyumbang pajak terbesar di seluruh Provinsi NTT.

Untuk capital adequacy ratio (CAR) sesuai ketentuan POJK 8 persen ditambah toleransi 3 persen. Namun, CAR yang dimiliki oleh Bank NTT yakni 23,54 persen, sehingga bantalan untuk meredam resiko internal dan resiko operasional dipastikan sangat kuat.

Sementara itu, untuk Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet di Bank NTT pada tahun ini mengalami penurunan yang sangat signifikan, yakni dari 4,49 persen menjadi 2,88 persen. Semuanya berkat kerja keras dari manajemen Bank NTT.

Komiten Bank NTT untuk menjadikan diri sebagai bank sehat melalui spirit Go TKB 2, status Bank NTT sebelumnya cukup sehat, maka pada pertengahan tahun 2021 status komposit Bank NTT menjadi sehat.

“Ini tergambar dalam profil resiko kami moderat, rentabilitas dan permodalan yang memadai,” jelasnya.

Dari tingkat kesehatan Bank NTT dan sejumlah perbaikan yang dilakukan, serta kinerja-kinerja keuangan yang terus membaik, maka oleh pemegang saham, Bank NTT diberikan tantangan kedepan untuk memanfaatkan berbagai peluang, khususnya potensi lokal.

“Ini tantangan bagi Bank NTT, apalagi sampai saat ini komoditi di NTT belum dikelola secara baik. Misalnya kakao, ikan, rumput laut, bahkan perkebunan keluar dari pintu-pintu ekspor di provinsi lain,” ujarnya.

Oleh karena itu, Bank NTT mencoba berkolaborasi dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi NTT serta kabupaten/kota se-NTT, sehingga untuk kegiatan ekspor impor akan dilakukan melalui pintu pelabuhan Tenau Kupang.

“PT Pelindo sedang membanguan pelabuhan Tenau dan di beberapa kabupaten untuk bisa menjadi pelabuhan ekspor impor,” ujar dia.

Bank Devisa

Direktur Utama Bank NTT Harry Aleksander Riwu Kaho mengatakan persiapan Bank NTT menjadi Bank Devisa telah dan sementara dilakukan baik melalui pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), yakni pelatihan dan sertifikasi.

Selain itu, infrastruktur termasuk teknologi informasi sementara ini dalam pembenahan. Mesin investasi secara menyeluruh dengan memastikan seluruh potensi ekonomi dan transaksi devisa terus dikembangkan.

“Bank NTT juga sudah memiliki aktivitas sebagai Bank Devisa yakni pada tahun 2019 telah dilaunching 5 unit Money Changer di beberapa kabupaten di NTT,” jelas Riwu Kaho.

Sementara di akhir tahun 2021, Bank NTT terus melakukan mengembangakan digitalisasi. Semisal pada HUT ke-59 Bank NTT, telah diupgrade aplikasi Bank NTT dari NTT Pay menjadi B Pung Mobile.

“Pada aplikasi B Pung Mobile terdapat beragam pilihan fitur di dalamnya termasuk fitur E-Pinjam yang dilaunching pada HUT NTT ke-63 baru-baru ini. Fitur ini dapat digunakan nasabah untuk mengajukan kredit atau pinjaman secara online,” jelasnya.

“Tidak saja kredit, namun orang bisa mengaksesnya untuk membuka rekening tabungan kapan saja dan di mana saja,” sambung Riwu Kaho.

Bagi paravwisatawan yang ingin bertransaksi, Bank NTT menyiapkan delivery channel pada mesin EDC Bank NTT yang digunakan untuk melakukan transaksi tidak hanya transaksi menggunakan debit GPN tetapi dapat bertransaksi menggunakan Kartu Debit/Kartu Kredit berlogo Visa/Mastercard pada mesin EDC Bank NTT.

“Layanan-layanan digital akan terus dikembangkan secara bertahap diikuti kemampuan Bank NTT memitigasi resiko,” jelasnya. (*BN)

Related posts