KUPANG, berandanusantara.com – Bupati Kupang, Korinus Masneno beberapa waktu terakhir sedang disorot terkait penanganan pascabencana seroja di kabupaten yang dipimpinnya.
Korinus Masneno bahkan sempat dimarahi Gubernur NTT Viktor Laiskodat terkait lemahnya sistem penanganan bencana yang menimbulkan keresahan dari warga, khususnya korban bencana.
Tidak sampai di situ, pekan lalu, mencuat informasi yang menghebokan publik lantaran terjadinya ketimpangan bantuan untuk korban bencana. Warga di desa Merbaun, kecamatan Amarasi Barat menerima bantuan yang besarannya tidak layak.
Bantuan tersebut berupa beras 1,5 kilogram, telur 1 butir dan mie instan 1 bungkus untuk masing-masing Kepala Keluarga (KK) terdampak bencana. Bantuan itu pun diakui Kepala Desa Merbaun, Yahya Otemusu yang menyalurkannya.
Kali ini, Senin (26/4/2021), Plt. Kepala BPBD NTT, Isyak Nuka menjelaskan, ada tiga wilayah terdampak bencana cukup parah yang belum memasukan data korban. Ketiga wilayah tersebut yakni Alor, Flores Timur dan Kabupaten Kupang.
Dia juga membeberkan, sejauh ini sebanyak 9 kabupaten sudah memasukan data korban bencana. Meski demikian, menurut Isyak yang juga Kadis Perhubungan NTT ini baru 3 kabupaten yang divalidasi.
Ke-9 kabupaten tersebut yakni Sabu Raijua, Rote Ndao, Sumba Timur, Lembata, Belu, Malaka, TTS, Kota Kupang, dan TTU. Oleh karenanya, Isyak meminta agar 3 kabupaten tersisa dapat segera memasukan data korban bencana ke BPBD.
“Harus secepatnya dimasukan,” pinta Isyak di hadapan pimpinan dan anggota Komisi V DPRD NTT yang saat itu melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Posko Penanganan Bencana Siklon Tropis NTT.
Menanggapi pernyataan Plt Kepala BPBD NTT yang menyebut Kabupaten Kupang belum memasukan data korban bencana, Bupati Kupang Korinus Masneno naik pitam. Menurut Masneno, pihaknya telah memasukan data sejak pekan lalu.
“Dia mabuk. Kasi tahu dia mabuk. Saya sudah masukan data 9000 KK ke tangan dia (Plt Kepala BPBD). Jadi bilang sama dia pejabat jangan sering mabuk,” ujar Masneno dengan nada keras yang diwawancara usai mengikuti RUPS Bank NTT di Kantor Gubernur NTT.
Menurut Korinus, data korban bencana kabupaten sudah dalam bentuk Surat Keputusan (SK), baik ke BPBD NTT maupun ke BNPB pusat. Dia membeberkan korban rumah rusak 9000 lebih, jalan rusak sebanyak 40 ruas, ditambah rumah ibadah dan fasilitas pemerintahan juga kerusakan.
“Pendaftaran sudah selesai by name by address. Tapi kami masih mengumumkan kembali ke desa dan kelurahan supaya mendapat konfirmasi langsung dari pihak di sana, kemudian menhambil visual untuk menentukan mana rusak berat, sedang, dan mana rusak ringan,” jelasnya.
Bupati Korinus menjelaskan, pihaknya saat ini memperpanjang masa darurat bencana, karena datanya masih harus dikonfirmasi. Menurutnya, dalam setiap bencana tentu ada kendala-kendala yang dihadapi. Pasti selalu ada kekurangan.
“Kegiatan yang direncanakan saja selali ada permasalahan. Apalagi namanya bencana yang tidak terencana,” pungkas Masneno. (*BN/AM)