Dinas Lingkungan Hidup NTT Lakukan Inovasi Konservasi SDA

  • Whatsapp
Benyamin Lola. (Ist)
Benyamin Lola. (Ist)
Benyamin Lola. (Ist)

KUPANG, berandanusantara.com – Sepanjang tahun 2017, Dinas Lingkungan Hidup (LH) NTT telah melakukan berbagai terobosan melalui konservasi sumber daya air (SDA). Selain itu, Dinas LH juga membangun jaringan kerjasama dengan pihak Pertamina dan International Organization of Migration (IOM) dalam upaya pelestarian lingkungan hidup di provinsi NTT.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup NTT, Drs. Benyamin Lola, dihubungi lewat telepon seluler di Kupang, Kamis (4/1) malam, mengatakan, pada intinya secara reguler program Dinas LH NTT mencakup dua hal, yakni peningkatan pengendalian pemanfaatan SDA dan peningkatan pemeliharaan dan konservasi SDA.

Namun, kata Benyamin Lola, mengingat upaya pengendalian pemanfaatan SDA yang terbatas maka pihaknya berupaya agar bagaimana pemeliharaan konservasi SDA dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Sehingga dilakukan satu metode analisis yang komprehensif guna menjawab berbagai persoalan lingkungan di NTT.

“Saya mencontohkan, selama ini secara rutin dilakukan penanaman pohon disekitar lokasi sumber air. Padahal, lokasi mata air itu adalah tempat keluarnya air, bukan tempat produksinya air. Sedangkan tempat produksi air ada di daerah tangkapan air,” katanya.

Melihat kondisi tersebut, menurut Benyamin, pihaknya melakukan satu terobosan terkait kegiatan konservasi SDA dengan prioritaskan pada area tangkapan air. Atau pada area cikungan air tanah (akuifer) melalui analis yang baik. Yaitu, upaya dilakukan Dinas LH NTT dengan membuat sumur resapan air.

Katanya, dalam tahun 2017 melalui dukungan dari komisi IV DPRD NTT, pihaknya telah membangun sebanyak sembilan sumur resapan di kota Kupang. Sembilan titik sumur resapan yang telah dibangun Dinas LH NTT, terdapat di rumah-rumah ibadah dan sekolah-sekolah, di kota Kupang. Sehubungan terbatasnya sumur resapan itu, Lanjut Benyamin Lola, mengingat item kegitan tersebut tidak tercantum dalam rencana kerja (renja) Dinas LH NTT dan dilaksanakannya atas dukungan dana dari komisi IV DPRD NTT.

Sumur resapan air, jelas Benyamin Lola, adalah satu metode untuk menjawab bagaimana siklus air bisa terjadi lewat intervensi sumur resapan. Selain itu, sumur resapan dengan metode akuifer merupakan bagian bawah tanah yang mengandung air dan dapat mengalirkan air. Dan ini menjadi upaya inovasi Dinas LH NTT lewat kegiatan pemanfaatan konservasi SDA.

“Kami berupaya untuk membangun sumur resapan di seluruh NTT. Namun, sangat butuh dukungan dana yang cukup besar. Jika RPJMD 2019 tersedia anggaran untuk itu, pasti kami siap membangun sumur resapan di seluruh NTT,” ucapnya.

Terkait kerjasama dengan IOM, Dinas LH NTT juga bersinergi dengan pihak Sinode untuk mengajak umat mengatasi persoalan air melalui upaya pemanfaatan konservasi SDA. Khusus kerjasama IOM, menurut Benyamin Lola, telah dilakukan penanaman mangroof, penanaman anakan pohon sepe dan membersihkan sampah pelastik di wilayah pesisir Kelurahan Oesapa guna pelestarian lingkungan di sekitar wilayah pesisir laut.

Untuk penanganan persoalan lingkungan, ungkap Benyamin Lola, selama tahun 2017 juga menjalin kerjasama dengan lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang ada di NTT dan sementara ini menjajaki kerjasama dengan pihak Pertamina guna pemanfaatan dana corporate social responsibility (CSR) serta telah dibentuksatuan karya (Saka) kalpataru di Dinas LH NTT untuk penanganan lingkungan hidup. (Hms)

Related posts