KUPANG, berandanusantara.com – Tekad pemerintah provinsi Nusa tenggara Timur (NTT) untuk menjadikan provinsi tersebut sebagai provinsi koperasi perlahan-lahan mulai membuahkan hasil yang cukup membanggakan. Terbukti, sejak tekad ini digenjot perkembangan koperasi di NTT terus menerus meningkat sampai dengan saat ini.
“Sampai dengan tahun 2014 terdapat 3130 unit koperasi dengan rincian: Koperasi Aktif 2.818 unit dan Koperasi Tidak Aktif 312 unit,” ungkap Gubernur NTT frans Lebu raya kepada sejumlah media di Alun-alun rumah jabatan, Minggu (16/8/2015).
Dengan jumlah koperasi tersebut, sebut Frans Lebu raya, tenaga kerja yang terserap saat ini mencapai 6.857 orang yang memberikan pelayanan kepada 698.470 orang. Dia menjelaskan, dari segi keuangan, koperasi di Nusa Tenggara Timur telah memiliki modal sendiri sebesar Rp. 1.161 miliar lebih, atau meningkat sebesar Rp 448 milyar lebih dari tahun 2013.
“Modal luar sebesar Rp.1.662 miliar lebih atau mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar Rp.466 milyar lebih,” katanya.
Untuk Sisa Hasil Usaha (SHU), lanjut dia, pada tahun 2014 sebesar Rp 211 miliar lebih, atau lebih tinggi dibandingkan dengan SHU pada tahun 2013 yang nilainya sebesar Rp 159 miliar, atau telah mengalami peningkatan sebesar Rp 52 miliar.
“Peningkatan ini diperoleh dari volume usaha sebesar Rp. 2.569 miliar lebih,” ujarnya
Atas kerja keras dan komitmen dalam membangun koperasi sejak tahun 2012 sampai dengan 2014, Provinsi Nusa Tenggara Timur ditetapkan sebagai Provinsi Pengerak Koperasi. Sementara 18 dari 22 kabupaten di NTT juga ikut ditetapkan sebagai kabupaten penggerak koperasi.
Gubernur menambahkan, dengan perkembangan koperasi tersebut sebanyak lima koperasi berhasil menyabet penghargaan sebagai koperasi berprestasi tingkat nasional, 17 koperasi berprestasi tingkat provinsi dan tujuh koperasi berprestasi lingkup SKPD tingkat provinsi NTT. Selain itu, 11 putra NTT juga berhasil meraih penghargaan Bhakti koperasi dan UMKM tingkat nasional. (Andyos)