KEFAMENANU, berandanusantara.com – Keberadaan tempat pendaratan ikan (TPI) di pelabuhan perikanan Oebubun, Desa Oepuah, Kecamatan Biboki Moenleu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT) dinilai mubasir. Pasalnya, semenjak selesai dibangun Pemerintah setempat pada tahun 2010 lalu dengan biaya ratusan juta rupiah, hingga kini tidak dimanfaatkan.
Pantauan berandanusantara.com, Minggu (22/2/2015), nampak bangunan pelabuhan tidak layak dimanfaatkan untuk berlabuh para kapal nelayan karena kondisinya sudah rusak parah. Kondisi bangunan itu hanya tersisa rangka sejumlah batangan kayu balok. Sebagian batangan kayu balok lainnya nampak tersimpan disalah satu rumah penduduk yang lokasinya persis dipintu masuk TPI.
Keberadaan pelabuhan TPI yang semula diharapkan sebagai tempat pendaratan kapal ikan hasil tangkapan kapal nelayan ternyata tidak dimanfaatkan dengan baik. Disekitar lokasi area pelabuhannya tidak dangkal bahkan bangunannya sudah ambruk.
Pengakuan warga setempat, bangunan pelabuhan sejak selesai dibangun tidak dimanfaatkan karena lokasinya tidak mendukung untuk pendaratan kapal ikan. Kondisi bangunan pelabuhan dipenuhi pasir dan batangan ranting kayu yang tersangkut diatas pelabuhan.
“Sejak bangunannya selesai 2011 lalu sampai sekarang, kapal nelayan tidak bisa mendarat karena di sekitar pelabuhan tidak dangkal. Kapal nelayan tidak bisa sandar karena disekitar pelabuhan tidak dangkal,” tandas Maria Abuk warga setempat, Minggu (22/2/2015).
Hal yang sama juga diutarakan Paulinus Lopes, nelayan setempat. Ia menuturkan, pelabuhan TPI kondisinya sudah rusak parah karena lokasi bangunannya tidak tepat. Dan tidak ada dukungan sarana pendukung jalan masuk menuju pelabuhan sehingga para nelayan lebih memilih lokasi lainnya yang dianggap layak untuk pendaratan kapal nelayan.
Lopes mengaku kesal sebab pemanfaatan TPI Oebubun mubasir padahal bangunannya menghabiskan biaya mahal. Dia menduga lokasi pembangunan TPI itu dilakukan tanpa ada survei kelayakan lokasi, sehingga hasilnya mubasir. (lius salu)
